Saturday 22 September 2012

WAJIB MENCARI PEMIMPIN...

Dari Abu Hurairah r.a. katanya bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إن الله يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها Artinya: “Sesungguhnya ALLAH mengutus pada umat ini di setiap awal 100 tahun seorang (mujaddid) yang akan memperbaharui urusan agama mereka.” (Riwayat Abu Daud)

Memperhatikan begitu besar dan hebatnya kebangkitan Islam kali kedua seperti yang dijadwalkan oleh Tuhan untuk umat akhir zaman, maka kita wajib mencari pemimpin dari kebangkitan itu. Kalau di waktu-waktu biasa pun ALLAH memerintahkan kepada para hamba-Nya untuk mencari petunjuk dan pemimpin untuk keselamatan hidup manusia di dunia dan Akhirat, lebih-lebih lagi tentu wajib mencari pemimpin  kebangkitan yang akan terjadi.

ALLAH berfirman di dalam Al Quran:
Artinya: “Selamatkan dirimu dan keluargamu dari api Neraka.” (Tahrim: 6)

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada ALLAH dan taatlah kepada Rasul dan kepada pemimpin dari kalangan kamu.” (An Nisa: 59)

ALLAH berfirman lagi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu bertakwa kepada ALLAH dan hendaklah kamu berserta golongan yang benar (siddiqin).” (At Taubah: 119)

Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumiddin, Jilid 3 menegaskan tentang pentingnya mencari pemimpin (mursyid) yang memandu kita  kepada ALLAH yaitu:

“Seorang murid memerlukan seorang syeikh yang dapat diikutinya, syeikh tersebut akan menunjukkannya arah jalan yang benar. Sesungguhnya jalan agama itu adalah samar dan jalan-jalan syaitan terlalu banyak dan mudah. Siapa saja yang tidak mempunyai syeikh yang memimpinnya maka syaitanlah yang memimpinnya. Siapa saja yang berjalan di lembah-lembah yang bahaya tanpa orang menjaga keselamatannya sesungguhnya dia telah membahayakan dan membinasakan dirinya. Orang yang bersendirian (tanpa syeikh) adalah seperti pohon (tanaman) yang tumbuh sendiri dan mudah mati; jika pohon itu terus hidup ia takkan berbuah. Orang yang mengawasi seorang murid ialah syeikhnya. Maka hendaklah murid itu berpegang teguh terhadap syeikhnya itu.”

Sehubungan dengan kata-kata Imam Ghazali itu, ALLAH juga ada berfirman:


Artinya: “Barang siapa yang disesatkan oleh ALLAH maka kamu tidak akan mendapati (melihat) pada dirinya (memiliki) seorang pemimpin yang memberinya  petunjuk.” (Al Kahfi: 17)

Imam Fakhruddin Ar Razi dalam Mafatih al Ghayib berkata:

“Dalam Al Fatehah bila disebut: “Tunjukkan kami jalan yang lurus', tidak cukup sebatas itu, ALLAH menyambung, ‘yaitu jalan orang-orang yang Engkau bagi nikmat ke atas mereka (golongan rasul-rasul, nabi-nabi dan para siddiqin)'. Artinya seseorang itu memerlukan pemimpin yang membimbing ke arah jalan yang benar dan menjauhkannya dari jatuh ke lembah kesalahan dan kesesatan.”

Imam Fakhrurrazi menggunakan kaedah usul fiqhnya di dalam ayat ini yaitu:

“Tidak sempurna yang wajib itu melainkan dengan kewujudannya maka perkara itu juga wajib.”

Di dalam menguraikan Surah Al Fatehah, Imam Fakhrurrazi mengatakan hukum untuk mendapatkan jalan yang lurus, yakni jalan kebenaran dari Tuhan, adalah wajib. Jalan kebenaran ini tidak akan sempurna kita resapi dan miliki melainkan dengan sesuatu yang akan menyampaikan kita kepadanya. Artinya di sini, mendapatkan pemimpin kebenaran itu hukumnya juga adalah wajib agar kita berada di jalan yang lurus dan benar.
 ALLAH SWT berfirman:
Artinya: “Bolehkah aku mengikuti tuan supaya tuan dapat mengajarkan aku ilmu yang benar dari ilmu-ilmu yang diajarkan-Nya kepada tuan.” (Al Kahfi: 66)



Kata-kata Nabi Musa a.s. kepada Nabi Khidir a.s. di dalam ayat di atas meyakinkan lagi kepada kita tentang pentingnya mencari pemimpin kebenaran walau dimanapun taraf atau kedudukan kita berada.

Syeikh Abdul Wahab Asy Syaarani mengulas dengan berkata bahwa Imam Ahmad Hanbal meminta pimpinan Abu Hamzah Al Baghdadi. Imam Ahmad Suraij meminta pimpinan Abu Qasim Al Junaid. Imam Al Ghazali yang kedudukannya adalah Hujjatul Islam juga mencari pimpinan. Syeikh Izzudin Abdul Salam yang digelar sultanul ulama di waktu itu juga meminta pimpinan Syeikh Abu Hassan Asy Syazili.


Begitu sekali keadaannya para nabi, para ulama muktabar dan para kekasih ALLAH mewajibkan diri mereka mencari mursyid dan pemimpin kebenaran untuk mendapatkan keselamatan hidup di dunia dan di Akhirat. Masakan kita orang awam akhir zaman yang sudah jauh dari Rasulullah merasakan sudah cukup belajar sendiri melalui kitab-kitab dan buku-buku agama? Apakah bisa hijab hati kita dibuka dan selamat menuju Allah tanpa pimpinan mursyid dan pemimpin kebenaran? Tentulah tidak.

Justru itu kita wajib mencari mursyid, bahkan kita amat beruntung karena di akhir zaman ini Tuhan mengutus mujaddid yang juga merupakan Putera Bani Tamim, tangan kanan Imamul Mahdi. Tentang Putera Bani Tamim, Rasulullah tidak menyebut silsilahnya tetapi banyak menyebutkan ciri-ciri kepemimpinannya, perjuangan dan pengikutnya. Oleh sebab itu untuk mencari mujaddid akhir zaman ini, kita carilah ciri-ciri dan gaya perjuangannya, bukan silsilahnya.

Diantara ciri-ciri mujaddid secara umum ialah:

1.Zahir di awal kurun

Setiap mujaddid mesti zahir dan berperanan di awal kurun yaitu sekitar suku kurun yang awal. Sekiranya ada tokoh-tokoh pejuang Islam yang hebat ciri-ciri dan kepemimpinannya, dia tidak dianggap mujaddid jika dia tidak zahir di awal kurun.


Disebutkan dalam sebuah Hadis Seperti mukadimah Diatas:
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. katanya bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ALLAH mengutus pada umat ini di setiap awal 100 tahun seorang (mujaddid) yang akan memperbaharui urusan agama mereka.” (Riwayat Abu Daud)

2.Dilantik oleh ALLAH

Berdasarkan nas Hadist di atas juga adalah jelas bahwa para mujaddid ditunjuk oleh ALLAH, diutus oleh-Nya untuk umat di setiap awal kurun. Para pemimpin kebenaran dilantik atau ditunjuk oleh ALLAH baik itu melalui wahyu, Hadist, ilham atau oleh Ahlul Halli wal Aqdi. Rasul-rasul ditunjuk oleh wahyu. Khulafaur Rasyidin ditunjuk oleh Hadist dan Ahlul Halli wal Aqdi. Para mujaddid ditunjuk oleh Hadist dan ilham. Tholut dan Zulkarnain ditunjuk oleh wahyu. Muhammad Al Fateh ditunjuk oleh Hadist dan ilham. Nabi Isa a.s. ditunjuk oleh Al Quran dan Hadis. Imam Mahdi ditunjuk oleh Hadis dan ilham. Putera Bani Tamim juga ditunjuk oleh Hadis dan ilham.

Kenaikan kepemimpinan para mujaddid tidak dilantik oleh siapapun, sekalipun oleh dirinya sendiri atau oleh sistem manapun yang ada di dunia. Mereka diterima oleh orang di sekitarnya karena ibadah, takwa, akhlak, ilmu, pengorbanan, pimpinan khidmat dan kasih sayang yang diberikan kepada masyarakat. Sekalipun orang yang bukan Islam tidak masuk Islam, tapi mereka senang dengan kepemimpinannya. Kepemimpinan mereka diterima oleh hati bukan sekadar secara formal.

Walaupun MUSUH-MUSUHNYA mencuba untuk menyingkirkannya hingga tinggal seorang diri, manusia akan datang menyerah diri kepadanya untuk dipimpin dan dididik. Mujaddid di setiap kurun tidak diganti-ganti. Tidak ada suara tidak percaya kepadanya dan kepemimpinannya tidak dibatasi oleh waktu.

Kenaikan secara alamiah ini adalah mirip seperti kenaikan para rasul yang dilantik oleh Tuhan. Tuhan melakukan pelantikan utusan-Nya bagi setiap generasi yang memerlukan petunjuk-Nya. Firman ALLAH SWT:


Artinya: “Dan bagi setiap generasi ada yang memberi petunjuk.” (Ar Raad: 7)

3.Dia paling bertakwa di zamannya

Para mujaddid adalah manusia yang paling kenal, paling cinta dan paling takutkan Tuhan di zamannya. Ketakwaannya yang paling tinggi di zamannya menyebabkan Tuhanlah yang menjadi misi utama kehidupannya. Dia datang untuk memberi Tuhan kepada tiap-tiap hati manusia yang sudah kehilangan Tuhan. Ini karena sebab utama kerusakan dan kezaliman yang terjadi di dunia disebabkan manusia telah melupakan Tuhan. Kedatangannya ibarat kedatangan Rasulullah kepada masyarakat Arab jahiliah, memperkenalkan ALLAH sebagai Tuhan dan Islam sebagai cara hidup yang selamat dan menyelamatkan. Para mujaddid menyambung tugas Rasulullah dengan mengajak manusia bertakwa kepada ALLAH. Firman ALLAH SWT:
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah berwasiat (memerintahkan) kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu, bertakwalah kepada ALLAH.” (An Nisa: 131)


Artinya: “Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi ALLAH ialah kamu yang paling bertakwa.” (Al Hujurat: 13)


Artinya: “Akan Aku wariskan bumi ini kepada orang-orang yang soleh (bertakwa).” (Al Anbiya: 105)


4.Mendapat ilmu ilham atau ilmu laduni

Kalaulah kepada para rasul dan nabi ALLAH beri ilmu melalui wahyu sedangkan kepada para mujaddid Allah memberi jalan singkat  untuk memahami ilmu-ilmu ALLAH secara ilham atau laduni. Yakni ilmu yang langsung Tuhan jatuhkan ke hati yang bertakwa. Artinya mereka menimba ilmu secara langsung dari ALLAH dan Rasul, bukan hasil belajar sistem-sistem pendidikan manapun yang ada di dunia. Ilmu ilham ini adalah sumber ilmu bagi manusia yang bertakwa. Inilah ilmu yang paling unggul karena ilmu ini datang dari saluran ALLAH.

ALLAH SWT berfirman:
 Artinya: “Bertakwalah kamu, ALLAH akan mengajar kamu.” (Al Baqarah: 282)

Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Barang siapa mengamalkan apa yang dia tahu, Allah akan mengajarkan apa yang dia tidak ketahui.”

Ilham itu membawa makna baru tentang tafsiran dan pemahaman mengenai wahyu dan syariat. Setiap mujaddid membawa ilham (minda) tersendiri yang sesuai untuk zamannya. Mindanya adalah ilmu yang baru, yang berbeda dari sebelumnya. Namun ia bukan syariat yang baru.

Setiap mujaddid membawa minda yang berbeda. Ini karena mereka hidup di zaman yang berbeda dan menghadapi permasalahan yang berbeda. Kerusakan di setiap zaman itu tidak sama. Ini menunjukkan wahyu itu dapat ditafsirkan dan dihidupkan dengan berbagai kaedah untuk berbagai zaman karena ayat-ayat Al Quran itu mempunyai 70 lapis pengertiannya. Itulah rahmat ALLAH. Imam Syaarani telah menulis tentang hal ini di dalam kitabnya: “Wahyu membawa syariat baru. Ilham membawa pengertian baru.”

Ilmu ilham yang dianugerahkan oleh ALLAH kepada para mujaddid diberi untuk menyelesaikan keperluan masyarakat umum dan perjuangan pada zamannya. Contohnya Imam Al Ghazali diberi ilham bagaimana untuk menyatukan kembali syariat, tasawuf dan aqidah yang sudah terpisah-pisah dan berpecah di zamannya. Imam Abu Hassan Asyaari pula diberi ilham menyusun sifat dua puluh dalam usaha menyelamatkan aqidah umat yang telah tercemar oleh fahaman-fahaman falsafah yang rusak.

Minda para mujaddid mampu menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi di kurun itu. Ilmunya sangat global dan tepat melalui kaedah tajdid yang sangat praktiktis sehingga mampu mematahkan segala falsafah dan ideologi yang sudah rusak di waktu itu. Misalnya bagaimana memecahkan masalah sosial, bagaimana menyelesaikan krisis kepimpinan, krisis ekonomi dan sebagainya.

Karena pembawaan yang baru dan berbeda dengan yang lama inilah maka para mujaddid ditentang oleh ulama-ulama sezaman yang masih terikat dengan pandangan lama.

5.Memiliki karamah

Kalau para rasul dan nabi dikaruniakan mukjizat oleh ALLAH untuk memperlihatkan kebenaran ALLAH kepada setiap perjuangan kebenaran maka kepada para mujaddid Tuhan berikan karamah.

Karamah adalah kejadian luar biasa yang terjadi pada diri wali-wali ALLAH dan para mujaddid. Karamah juga dapat dikategorikan kepada dua jenis:

i.  Karamah lahir atau karamah hissi seperti dapat terbang, mampu berjalan atas air, mengusap daun berubah jadi uang, tidak merasa panas ketika dibakar dan lain sebagainya.

ii. Karamah maknawi seperti diberi istiqamah dalam beramal, diberi kesabaran untuk mendidik dan berjuang, diberi ilmu-ilmu yang mampu mengubah hati manusia kembali kepada Tuhan, diberi ilmu-ilmu strategi perjuangan dan sebagainya.

Wali yang berwatak nabi biasanya ALLAH memberikan banyak karamah lahiriah untuk meningkatkan lagi wibawanya di tengah masyarakat karena mereka biasanya tidak berjuang dan tidak menegakkan jemaah. Sedangkan wali yang berwatak rasul dan para mujaddid yang mendidik manusia lain, ALLAH memberi karamah maknawiyah untuk memudahkan mereka mendidik dan membawa masyarakat kepada ALLAH.

Dalam sebuah Hadis Qudsi Allah berfirman:

Artinya: “Dan hamba-Ku yang senantiasa taqarub kepada-Ku dengan nawafil (ibadah sunat) sehingga Aku mencintai-Nya maka jadilah Aku seolah-olah sebagai pendengarannya yang ia mendengar dengannya dan sebagai penglihatannya yang ia melihat dengannya dan sebagai tangannya yang ia bertindak dengannya dan sebagai kakinya yang ia bertindak dengannya. Dan andai kata ia memohon pasti akan Aku beri padanya. Dan andai kata ia berlindung kepada-Ku, pasti Aku lindungi.” (Riwayat Bukhari)

Hadis ini sesuai dengan ayat Al Quran:
Artinya: “Dan barang siapa yang mentaati ALLAH dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh ALLAH, yaitu dari kalangan nabi-nabi, para siddiqin, syuhada dan solehin, dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (An Nisa: 69)

6.Membangun toifah atau jemaah

Kepimpinan para mujaddid membina toifah-toifah setiap zaman dan setiap kurun dengan tujuan menjaga bara api Islam agar tidak padam. Inilah mafhum Hadist Rasulullah yang artinya:

“Akan terjadi di akhir zaman orang yang mempertahankan agamanya seperti menggenggam bara api.” (Riwayat Tirmizi)
Dalam Al Quran dan Hadis, ALLAH SWT dan Rasul-Nya dengan jelas dan tegas memerintahkan umatnya mengikut jemaah para pemimpin kebenaran. Ini terdapat dalam ayat yang berbunyi:

Artinya: “Sesungguhnya pemimpin kamu hanyalah ALLAH dan Rasul-Nya dan orang mukmin, yaitu orang-orang yang mendirikan sembahyang dan mengeluarkan zakat dan mereka adalah orang-orang yang rukuk (tunduk dan patuh pada perintah ALLAH). Barang siapa yang memilih ALLAH, Rasul dan orang mukmin (sebagai pemimpin) maka sesungguhnya itulah Partai ALLAH. Merekalah yang akan berjaya.” (Al Maidah: 55-56)

Sabda Rasulullah SAW:
 Artinya: “Wajib ke atas kamu berjemaah, sesungguhnya tangan (bantuan) ALLAH adalah bersama jemaah.”

 Di dalam toifah atau jemaah kebenaran, mujaddid adalah guru, ayah, pemimpin dan sahabat seperjuangan. Pribadi dan sikap serta akhlak mujaddid adalah cermin tempat pengikut melihat dirinya dan sebagai contoh yang patut ditiru untuk memperbaiki diri mereka.

Sebagaimana Sahabat-Sahabat memberi cinta kepada Rasulullah, demikian pula pengikut toifah mencintai para mujaddid. Luar biasanya pengikut para mujaddid,  walaupun bilangan mereka sedikit tetapi sangat taat setia kepada pemimpin dan hidup berkasih sayang di kalangan mereka ibarat sebuah keluarga dari satu ayah dan ibu.

7.Menzahirkan kebenaran, bukan sekedar memperkatakannya

Toifah-toifah yang dipimpin para mujaddid dapat melahirkan kebenaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan membangunkan kesyumulan Islam dalam jemaahnya sehingga kebenaran yang dizahirkan itu menjadi role model beragama Islam sebagai cara hidup.

Sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “Akan senantiasa ada toifah di kalangan umatku yang menzahirkan kebenaran, mereka tidak akan dirusakkan oleh penentang mereka hinggalah datangnya ketentuan ALLAH (Kiamat).” (Riwayat Muslim)

Mujaddid zahir di waktu agama sudah ROSAK Dia datang membawa sistem ALLAH dengan kaedah baru, gaya baru yang sangat cantik dan indah hingga mampu menolak semua sistem lama yang rusak dan merusakkan manusia. Toifahnya tidak bersandar pada musuh dalam semua sistem hidup. Bahkan sistem yang ditegakkannya bukan saja mampu menaungi pengikutnya tetapi mampu menjadi tempat bersandar masyarakat umum sekalipun orang bukan Islam.

8.Perjuangannya tidak dapat dihalang atau dirusakkan oleh musuh

Kepimpinan para mujaddid mempunyai pengaruh yang besar kepada masyarakat dan disegani oleh pemerintah di zamannya. Karena itulah para mujaddid juga mendapat tentangan hebat oleh musuh-musuh Islam dan juga para penentang di kalangan pemerintah dan ulama suk(ULAMA DUNIA YG AMAT JAHAT).

Walau bagaimanapun dahsyatnya kebencian dan tekanan musuh; sekalipun di medan perang; namun perjuangan kebenaran yang dibawa oleh mujaddid tidak dapat dirusakkan. Mereka tetap akan dibantu ALLAH kecuali jika ada diantara pengikutnya yang tidak mengikuti disiplin, contohnya sepertimana yang terjadi di dalam peperangan Uhud.

Kebenaran tidak akan dapat dirusakkan baik itu dalam  perang senjata maupun perang dingin. Mungkin dapat dicacatkan fisiknya tetapi aqidah dan syariatnya tidak dapat dirusakkan. Lebih-lebih lagi jemaah itu tidak dapat dibubarkan atau diharamkan. Tidak juga dapat dipecahbelahkan oleh musuh-musuh dalam selimut. Musuh tidak dapat menipu dan mempermainkannya. Ini karena jemaah itu mempunyai benteng yang cukup kuat dan kukuh. Kekuatan toifah ini adalah kekuatan dalaman (rohaniah)  bukan luaran (lahiriah). Kalau di luar dapat dicacatkan tapi di dalam tidak dapat dicacatkan. Yang di dalam itu ialah iman dan keyakinan. Bahkan musuhlah yang akan kucar-kacir dan selalu tertipu. Akhirnya musuhnya kalah dan jatuh. Jemaah kebenaranlah yang menang.

Firman ALLAH:
 Artinya: “Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah ALLAH (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatkanmu dengan pertolongan Nya, dan dengan para mukmin dan (Dia) yang mempersatukan hati-hati mereka (orang yang beriman).” (Al Anfal: 62)

Rasulullah SAW bersabda:
 Artinya: “Akan senantiasa ada toifah di kalangan umatku yang menzahirkan kebenaran, mereka tidak akan dirusakkan oleh penentang mereka hingga datangnya ketentuan ALLAH (Kiamat).” (Riwayat Muslim)

9.Mujaddid adalah tafsiran Al Quran dan Sunnah bergerak di zamannya

Para mujaddid yang juga ulama arifbillah yang diutus setiap 100 tahun, pribadinya adalah serupa dengan pribadi Rasulullah SAW. Mereka mewarisi pribadi dan perjuangan para rasul dan nabi.

Sabda Nabi SAW:
Artinya: “Ulama adalah pewaris para nabi.”  (Riwayat Ahmad, Tirmizi dan lain-lain)

Al Quran adalah wahyu yang membawa sistem Tuhan. Maka tugas Rasulullah ialah menghidupkan sistem Tuhan dalam realita kehidupan. Akhlak Rasulullah yang diperlihatkan dalam kehidupan sehari-hari itulah akhlak Al Quran. Ibadah Rasulullah adalah ibadah Al Quran, sistem kehidupan yang Rasulullah bangunkan itulah sistem kehidupan Al Quran.

Maka para mujaddid yang menggantikan tugas Rasul di zaman sudah tidak ada Rasul, mereka memberi nyawa kepada Al Quran dan Sunnah di zamannya. Artinya, para mujaddid adalah tafsiran Al Quran dan Sunnah yang bergerak di zamannya. Mereka menghidupkan kembali sistem yang terkandung dalam Al Quran dan Sunnah. Oleh karena para mujaddid dipantau langsung oleh Rasulullah, pribadi, perjuangan dan sistem yang dibangunkannya adalah persis sebagaimana yang diperjuangkan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah memonitor para mujaddid sehingga merekalah manusia yang paling faham akan kehendak Al Quran dan Sunnah serta dianugerahkan kemampuan untuk mentafsirkan Al Quran dan Sunnah dengan tepat di kurunnya. Sehingga Al Quran itu dihidupkan dalam diri dan perjuangannya. Para mujaddid adalah tafsiran Al Quran dan Sunnah bergerak di kurunnya, bukan karena mampu menghafal Quran dan Hadist, tapi karena isi dan roh Al Quran dihidupkan, hingga manusia dapat melihat betapa cantik dan indahnya isi Al Quran. Melihat pribadi dan perjuangan mujaddid artinya kita melihat isi Al Quran dan Sunnah diterjemahkan dalam realita kehidupan.

10.Mendapat ilham dan isyarat-isyarat ghaib dari ALLAH

Para mujaddid diberi ilham dan isyarat-isyarat ghaib oleh ALLAH. Seorang mujaddid senantiasa menerima maklumat dan arahan Rasulullah melalui yaqazah dan mimpi yang benar. Kekuatan ini adalah senjata paling canggih yang tidak dapat diketahui oleh musuh-musuh Islam seperti musuh Islam seperti Yahudi dan Nasrani. Para mujaddid menerima bimbingan dari Rasulullah tentang bagaimana menegakkan dan membina kekuatan perjuangan mereka sebagai persiapan menghadapi usaha-usaha para musuh Islam dalam menentang perjuangan mereka. Karena itu mereka selalu berada di depan strategi dan perancangan musuh-musuh.

Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Takutilah firasat orang mukmin, kerana mereka melihat dengan nur Allah.” (Riwayat Tirmizi)

11. Mampu mengubah hati-hati manusia

Kekuatan takwa yang ada pada para mujaddid mampu mengubah hati-hati manusia yang sekian lama sudah jauh dari Tuhan, kembali mentaati dan mencintai ALLAH dan Rasul. Manusia yang selama ini sombong dan angkuh berubah merasakan dirinyalah paling hina dan tidak berguna. Yang selama ini merasa dirinya baik dan pandai, akhirnya merasakan dirinya bodoh dan jahat.

Rasulullah SAW telah menciptakan rekod dalam sejarah kepimpinan dunia yakni dalam tempoh hanya 23 tahun kerasulan berjaya mengubah masyarakat Arab jahiliah yang zalim, kasar dan jahat menjadi para Sahabat yang hatinya terlalu lunak dengan Tuhan, menjadi cinta Tuhan, takutkan Tuhan dan rindu pada Akhirat.

Para mujaddid mewarisi karamah maknawi ini sehingga mendengar percakapan mereka manusia mudah ikut dan mudah taat. Bahkan melihat wajah para kekasih ALLAH ini saja, sudah cukup untuk menjadikan manusia mendapat petunjuk. Kemampuan kepimpinan bertaraf tinggi ini hanya diberikan kepada pemimpin kebenaran yang Tuhan janjikan. Sedangkan sejarah kepimpinan dunia yang ada saat ini hanya menjadikan manusia semakin hilang kemanusiaannya dan semakin dahsyat kejahatannya.

ALLAH SWT berfirman:
Artinya: ALLAH jadi pembela (pembantu) kepada orang-orang yang bertakwa.” (Al Jasiyah: 19)

12.Rezekinya dijamin

Bagi para mujaddid, rezekinya dijamin Tuhan. ALLAH menganugerahkan kepada para kekasih-Nya lebih-lebih lagi kepada para pemimpin kebenaran rezeki yang mencurah-curah dari sumber yang tidak diduga. Bahkan rezeki yang diperolehnya turut memayungi seluruh jemaah perjuangannya dan masyarakat sekelilingnya.

ALLAH SWT berfirman:
Artinya: “Jika penduduk satu kampung beriman dan bertakwa, Tuhan akan bukakan berkat dari langit dan bumi.” (Al A'raf: 96)
 

Artinya: “Barang siapa yang bertakwa kepada ALLAH, ALLAH akan lepaskan dia dari masalah hidup dan akan memberi rezeki sekira-kira tidak diketahui dari mana datangnya.” (At Talaq: 2-3)

13.Yang sayang terlalu sayang, yang benci terlalu benci

Golongan yang sayang terlalu sayang dan golongan yang membenci terlalu benci. Begitulah sunnah perjuangan kebenaran sebagaimana yang dilalui oleh para rasul dan nabi-nabi. Hati mujaddid yang sangat kenal dan terlalu mencintai Tuhan, sangat mengajak manusia mencintai Tuhan dan membesarkan Tuhan sehingga Tuhan menjadi modal dan aset utama dalam kehidupan manusia. Hati-hati yang diikat atas nama ALLAH inilah yang menyebabkan manusia yang sayang kepadanya terlalu sayang karena Tuhan. Sehingga mereka sanggup mati karena Tuhan.

ALLAH SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 76)

Dengan itu terjadilah keadaan di mana terdapat satu golongan yang sangat menyanjungnya. Manakala satu golongan lain sangat membenci dan menekannya. Apaila ini terjadi, akan nyatalah kebenaran dan nyata jugalah kemungkaran. Mudahlah masyarakat menilai dan membuat pilihan.

14.Doanya makbul

Rasa bertuhan dan rasa kehambaan yang sangat mendalam yang ada pada para pemimpin kebenaran menyebabkan doanya selalu dikabulkan Tuhan. Bahkan hati mereka tidak pernah putus atau lekang dari ingatan dan rintihan kepada Tuhan. Hatinya senantiasa bersama Tuhan di setiap waktu, lebih-lebih lagi waktu diuji dan diancam oleh musuh-musuh. Hingga kerana itulah Tuhan tidak mensia-siakan permintaan mereka.

ALLAH SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya ALLAH hanya menerima ibadah orang-orang yang bertakwa.” (Al Maidah: 27)

15.Mereka memperjuangkan kasih sayang

Para mujaddid memiliki hati yang sangat menyayangi dan mengasihi manusia terutama kepada para pengikutnya. Dia bukan saja menjadi pemimpin bahkan menjadi guru, ayah, ibu dan kawan bagi para pengikutnya. Dia juga mampu mendidik murid dan pengikutnya berkasih sayang antara satu sama lain. Para mujaddid sangat memperjuangkan kasih sayang karena itulah juga yang diperjuangkan oleh Rasulullah SAW.

Firman ALLAH SWT:
Artinya: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (At Taubah: 128)

Firman-Nya lagi:
Artinya: “Muhammad itu adalah utusan ALLAH dan orang-orang yang bersama dengannya adalah keras terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (Al Fath: 29)

Ikatan ukhwah diantara pengikut para mujaddid ini bagaikan batu-bata yang tersusun rapi dan rapat. Tidak ada peluang atau susah sekali bagi musuh untuk memecah-belah. Ramah mesra dan kasih sayang, rasa bersama, bekerjasama dan tolong-menolong diantara mereka sangat jelas terlihat, hasil meniru pribadi pemimpinnya. Juga karena ukhwah dijadikan asas kekuatan jemaah sesudah iman.

Inilah ciri khusus milik orang-orang bertarekat yang mana hati mereka dirangkai-rangkai oleh gurunya, lalu dipegang tali rangkai itu oleh si guru. Tali itu ialah iman dan kasih sayang hasil zikrullah yang tidak dapat dilakukan oleh ulama-ulama dan pemimpin-pemimpin yang lain....



Tuan Punya Zaman

Wednesday 19 September 2012

PERLUNYA MURSYID...

Jalan menuju ALLAH bukan bersifat maddi atau material, tetapi ia bersifat maknawi atau rohani. Mata lahir dan akal tidak nampak, yang nampak adalah roh atau hati yang bersih. Kalau untuk berjalan di jalan raya yang bersifat material, yang nampak oleh mata lahir, dan dilengkapi dengan panduan lalu lintas, setiap hari banyak terjadi kecelakaan seperti masuk jurang, tergelincir, kemalangan dan sebagainya, apalagi perjalanan hati atau rohaniah yang mata dan akal tidak dapat melihatnya. Seribu kali lebih susah. Kita perlu pimpinan dari orang yang nampak dan faham jalan-jalan rohaniah untuk menuju ALLAH. Orang ini disebut Guru mursyid. Tanpa pimpinannya, kadang-kadang sehari 200 kali manusia mengalami kecelakaan rohaniah seperti masuk jurang rohaniah atau tergelincir dari jalan rohaniah tidak dapat mereka rasakan, sebab kecelakaan itu bersifat maknawi yang tidak nampak oleh mata atau akal.

Di antara contoh kecelakaan rohaniah adalah bila suatu hari kita diuji oleh
ALLAH, misalnya rumah kita terbakar, anak kita dilanggar kereta, kita tidak sabar, maka kita pun berkata, tidak patut accident itu. Kita tidak puas hati dengan ketentuan ALLAH, seolah-olah complain dengan ALLAH. Kemudian bila kita ada nikmat, kita sombong, berbangga-bangga, tidak bersyukur. Bila ada kesuksesan dan keberhasilan, kita rasa itu disebabkan oleh kepakaran kita. Sudah menyentuh syirik khafi (syirik yang tersembunyi). Dalam pertemuan rasmi dengan ALLAH ketika solat kita tidak melahirkan rasa takut dan hebatnya ALLAH, tetapi ketika berhadapan dengan Perdana Menteri atau raja, hati kita terasa tergetar, itu juga sudah merupakan kecelakaan rohaniah. Ketika berdakwah dipuji orang, hati berbunga-bunga, juga termasuk kecelakaan rohaniah. Selepas solat, kita marah sangat dengan anak buah kita yang bekerja kurang baik dengan menggunakan bahasa yang kasar dan gaya yang sombong, itu juga termasuk kecelakaan rohaniah. Dapatkah ulama biasa mengesan dan merasakan kecelakaan-kecelakaan rohaniah yang terjadi pada dirinya dan manusia setiap hari?

Guru mursyid sangat diperlukan oleh setiap manusia dalam perjalanan hati atau rohani menuju taqwa. Ia dapat memimpin di bidang ilmu, akal atau hati, yang lahir mau pun yang batin dan dalam semua hal sehingga hidup manusia dapat tertuju kepada
ALLAH. Guru mursyid dianugerahkan ALLAH ilmu-ilmu yang luar biasa. Ada ilmu lahir, ada ilmu batin. Bukan saja dia dapat memimpin akal, tetapi terutama dia memimpin hati (roh) manusia. Walaupun mursyid itu seorang yang tidak hafal Qur'an dan hadis. Sebab itu bagaimana hebat, alim seseorang itu, dia mesti ada seorang guru mursyid yang memimpin perjalanan hati dia menuju ALLAH. Setiap orang wajib ada mursyid yang memimpin dirinya, baik dia ulama atau tidak, hafiz atau tidak, pakar Islam atau tidak, mualim atau tidak, profesor Islam atau bukan, kalau tidak maka syaitan yang akan menjadi guru yang memimpin perjalanan hatinya.

Imam Malik pernah berkata : 'Barang siapa yang tidak mempunyai guru mursyid maka syaitan lah yang akan menjadi gurunya'

Mursyid itu susah dicari. Apalagi di zaman sekarang yang sudah jauh dari zaman Rasulullah. Orang yang jadi mursyid hanya dalam hitungan jari saja. Sebab itu mursyid kurang popular dan jarang disebut dalam kehidupan sehari-hari. Sebab itu pimpinan sudah tidak wujud lagi di kalangan umat Islam hari ini. Maka mereka berjuang dengan main-main akal, beribadah sesuka hati, bertindak sembrono, tidak diukur secara ilmu lagi.

Guru mursyid tempat rujuk dalam semua hal hanya seorang saja, walaupun guru sumber ilmu boleh banyak. Dalam hal apapun mesti dirujuk kepadanya termasuk dalam hal yang mubah. Walaupun mubah, tetapi untuk dapat berkat mesti bertanya padanya. Lebih-lebih lagi kalau sudah menjadi arahan dan perintahnya, wajib ditaati. Setiap arahannya sudah menjadi wajib aradhi, sebab mentaati pemimpin adalah wajib.

Jadi setiap orang yang ingin membaiki dirinya mesti ada mursyid yang akan memimpinnya, sekalipun dia ulama, alim, hafaz Al Quran dan pakar Hadis. Mengapa?

Dalam ajaran Islam ini, ada ilmu yang datang dari akal, dan ada yang dari hati; ada lahir ada batin; ada yang tersurat dan ada yang tersirat. Kalau seseorang itu diberi ilmu yang tersurat, belum tentu dia akan diberi ilmu yang tersirat. Bukan semua muhaddisin akan diberi ilmu-ilmu hati. Oleh itu, walau ulama pakar sekalipun, mesti ada guru yang memimpinnya. Di sinilah banyak orang salah faham, terutama para ulama. Hati mereka berkata, "Saya sudah jadi ulama, alim, sudah mengajar profesor, sudah menjadi pengarah, mengapa perlu pimpinan? Saya boleh pimpin diri saya sendiri. Buat apa bersandar pada orang lain?" Sebab mereka merasa mereka banyak ilmu dan dapat pimpin diri sendiri. Lebih-lebih lagi mereka tidak mahu dipimpin oleh guru yang mursyid.

Orang yang boleh memimpin ataupun mursyid, hanyalah orang yang pintu hatinya terbuka, iaitu yang mempunyai basyirah. Bukan sekedar akal saja terbuka. Banyak orang yang akalnya terbuka, hingga dapat menangkap ilmu, tetapi orang yang hatinya terbuka, sangat sedikit. Mursyid itu ialah orang yang hatinya terbuka luas dan dapat memimpin orang lain. Dia tidak semestinya lebih alim daripada orang yang dipimpinnya. Tetapi dia dianugerahkan ilmu ilmu hikmah dan ilmu yang seni-seni.

Jadi setiap orang mesti mencari seorang guru mursyid untuk memimpin dirinya walaupun dia alim. Setelah dia bertemu dengan guru mursyid yang layak, maka lahir dan batinnya perlu diserah kepada guru mursyid. Bagaimanakah ciri ulama atau guru yang dapat diambil sebagai guru mursyid.

Siapakah Guru Mursyid?

Dia adalah seorang lelaki yang mempunyai ciri-ciri:

Yang disediakan oleh ALLAH ke dunia ini beserta hujah yang cukup matang, bagi memberi petunjuk kepada orang-orang yang sesat dan orang-orang yang tercengang-cengang, kehairanan, yakni dalam mencari kebenaran. ALLAH SWT berfirman

"katakanlah sesungguhnya ALLAH memiliki hujah yang jelas lagi kuat" (Surah Al Anam:149).


 Dialah yang menjelaskan dan menerangkan kepada manusia tentang kehendak Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, sesuai mengikut tahap kemampuan akal mereka dan denga penuh kasih sayang. Dia menyampaikannya dengan penuh hikmah dan melalui pandangan yang tembus. ALLAH taala berfirman lagi "katakanlah inilah jalan agama Ku, Aku dan orang-orang yang mengikuti Aku, mengikuti Aku mengajak kepada Allah dengan hujah yang nyata".

Yang mencapai satu peringkat dalam ikutannya kepada Baginda Rasulullah SAW yang mana tahap itu membuatkannya tidak dapat terlepas pandangannya kepada Rasulullah SAW. Walau sekadar sekelip mata atau kurang dari itu, dia juga langsung tidak berbeza dengan Rasulullah SAW walau dalam sekecil-kecil perkara.

Yang mempunyai kedudukan yang istimewa di sisi zat Tuhan dan yang terpilih di sisiNya. ALLAH menganugerahkan kepadanya rahmat dan kasih sayang yang dapat memenuhi kehendak dan keperluan manusia di zamannya. Dia mengagihkan kepada setiap orang rahmat dan kasih sayang yang Allah telah anugerahkan kepadanya.

Yang diajarkan ALLAH akan ilmu laduni, yaitu ilmu yang datang terus dariNya. Yang mana dengan ilmu itu ALLAH memberi manfaatnya kepada seluruh manusia di zamannya. Ini adalah karena ia adalah ilmu yang datang dari sisiNya ilmu mutlak. Dia dimuliakan ALLAH dengan ilmu laduni yang disampaikan terus secara langsung tanpa ada perantaraan yang datang dari kedudukan yang paling hampir dengan ALLAH SWT. Ilmu ini mengatasi kemampuan akal. Dengannya didikan hujah ke atas orang-orang yang degil yang suka berbalah. Dengan ilmu ini juga terbuka jalan dan hujah bagi orang-orang yang beriman dan orang-orang yang ingin petunjuk. Kemuncak dari apa yang boleh dikenali dari lelaki ini ialah apa yang ditunjukkan oleh ALLAH didalam Al Quran

 "lalu mereka bertemu dengan seorang hamba, diantara hamba-hamba kami yang telah kami berikan adanya rahmat dari sisi kami dan telah kami ajarkan padanya ilmu dari sisi kami."Surah Al Kahfi:65.

 Maka ALLAH telah mendedahkan sebahagan sifat lelaki itu melalui ayat-ayat itu tadi. Dimana ia menceritakan kepada kita kisah Nabi Musa a.s dan temannya. Kedua-duanya mereka mencari seorang yang dikehendaki oleh Nabi Musa untuk mempelajari darinya apa yang belum diketahuinya.

Nabi Khaidir a.s adalah merupakan contoh bagi laki-laki tadi yang mana dengannya ALLAH memperbaharui ajaran-ajaran agamaNya dan sunnah Rasulullah SAW pada setiap zaman hinggalah hari kiamat.
Yang telah mewarisi ilmu-ilmu syariat dari baginda Rasulullah SAW, ilmu-ilmu tareqat dan ilmu-ilmu hakikat.


Yang ALLAH jadikannya sangat paham tentang ilmu-ilmu keTuhanan dan sangat mengetahui akan rahasia-rahasiaNya dan keghaibanNya yang maha suci. ALLAH juga telah menjadikannya sebagai pemegang rahasia-rahasianya dan keghaibannya dan dia langsung tidak menceritakannya kecuali pada orang-orang yang layak sahaja mengikut kadar kemampuan mereka dan keperluan mereka. ALLAH telah berfirman:
 "Dialah yang maha Pemurah maka tanyakanlah tentang ini kepada yang Maha Mengetahui"Surah Al Furqan: 59.

Yang hatinya senantiasa dan selamanya bersama ALLAH, Tuhannya dan Rasulnya. Walaupun jasad lahirnya sibuk dengan urusan lahir atau sibuk dengan membawa manusia kepada Tuhan tetapi dia tetap bersama Tuhannya secara ruhnya, manakala jasadnya bersama makhluk.

Dia adalah seorang yang sentiasa menegakkan kebenaran bagi pihak Tuhannya, ALLAH dan tidak sedikitpun berganjak dari kebenaran itu walau sekadar seekor semut yang halus, walaupun manusia sekelian menetangnya dan jika mereka bersepakat untuk mengubah prinsipnya, nescaya mereka akan menemui jalan buntu.

Dia adalah seorang lelaki yang mengatasi segala kedudukan. Dia melangkah dan melangkaui seluruh peringkat kedudukan manusia seluruhnya pada zamannya dan sesiapa pun tidak dapat mengatasinya bahkan sesiapa yang cuba mengatasinya tidak akan berjaya. Sesungguhnya ALLAH lah yang akan mengangkat kedudukannya di atas sekalian mereka dan menyembunyikannya daripada mereka. Yaitu mereka menyangka dia adalah seperti mereka sedangkan dia amat mulia di sisi Tuhannya.

Yang merendahkan dirinya bagi orang-orang mukmin dan meninggikan dirinya ka atas orang-orang kafir hingga mereka tidak mampu merendah-rendahkan dan menghinanya.

Yang menjadikan rujukan manusia seluruhnya bagi menyelesaikan perselisihan pendapat di kalangan mereka terhadap perkra-perkara baru yang tidak dinyatakan penyelesaiannya di dalam Al Quran dan Hadist, serta pendapat ulama mujtahidin. Ini adalah karena dia adalah orang yang paling tinggi ilmunya dizamannya. Firman ALLAH SWT:

"dan kalau mereka menyerahkan kepada Rasul dan ulil amri dikalangan mereka, tentulah orang-orang yang mengetahui kebenaran akan dapat mengetahuinya dari mereka yakni rasul dan ulil amri." [Surah An Nisa:83].


Ini juga karena ALLAH telah mengangkat kedudukan Rasulullah SAW dan mengilhamkan kepadanya ilmu hikmah dan kebenaran serta ketajaman kata-kata sebagai rahmat Tuhan terhadap hamba-hambaNya yang lain agar mereka tidak tersesat dan binasa.

Yang merupakan khalifah yaitu wakil ALLAH dan RasulNya kepada hamba-hambaNya walaupun kekuatan lahiriah ketika itu di kalangan orang lain.

Yang merupakan seorang wali kutub yang menjadi tempat tumpuan seluruh urusan agama dan tempat bergantung seluruh urusan rohaniah ummat Islam.

Yang merupakan seorang Ghaus yang dengannya ALLAH memberi pertolongan kepada manusia sezamannya dari segala bencana dan malapetaka.

Yang tunggal dikalangan ummatnya dan baginya orang-orangnya yang ramai yang menyampaikan pula apa-apa ilmu yang diajarkan ALLAH kepadanya. Begitulah juga segala apa yang diilhamkan Allah kepadanya mengenai kefahaman terhadap Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai memenuhi tuntutan serta keperluan manusia di zamannya untuk mengungkai segala masalah dan mensucikan jiwa mereka. Sayidina Ali k.w pernah berkata "Wahai Tuhan janganlah Engkau sunyikan dunia ini dari seorang yang menegakkan hujah Mu tidak kira samada zahir dan jelas mahupun secara batin dan tersembunyi agar dengan itu tidak terhapuslah hujah-hujahMu dan bukti-bukti kebenaran Mu".

Sabda Rasulullah SAW "sesungguhnya Allah membangkitkan di setiap awal kurun bagi ummat ini seorang yang akan memperbaharui urusan agamanya" riwayat Abu Daud

Sesungguhnya barang siapa mengenali lelaki ini dan mengikutinya serta menyerahkan jiwa raganya kepadanya maka sesungguhnya dia telah memperolehi kejayaan yang besar. Ini adalah karena dia yaitu lelaki itu telah memperlihatkan salinan peribadi Rasulullah SAW dalam seluruh tindak-tanduknya.

Dia adalah sesempurna manusia dalam menyerupai Rasulullah SAW. Dan yang paling kuat tautan kasih sayang dengan baginda serta merupakan seagung-agung manusia dalam mengikuti pribadi Rasulullah SAW. Dia sentiasa berhubung secara rohani dengan Rasulullah dalam ketika jaganya dan tidurnya.

Yang menjadi keinginan seluruh orang mukmin. Tumpuan orang-orang yang berbuat kebaikan dan harapan setiap orang yang suci dan murni hatinya. Setiap mereka mencari-carinya dan berusaha mendapatkannya. Ini mencontohi apa yang telah dilakukan oleh Nabi ALLAH Musa a.s dan mengikut apa yang di pesan oleh Rasulullah melalui sabdanya " tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Cina" . Ilmu yang dimaksudkan itu hanya boleh didapati pada orang alim yang beramal dengan ilmunya dan sempurna kepribadiannya. Yaitu ilmu mengenai iman dan ilmu membersihkan jiwa, serta ilmu yang menyampaikan kita kepada ALLAH.

Rasulullah SAW pernah bersabda, "Mintalah petunjuk dari orang yang berakal, niscaya kamu akan mendapat petunjuk dan janganlah mengingkarinya niscaya kamu akan menyesal". Orang yang berakal disini maksudnya ialah orang yang terpaut kepada ALLAH melalui tanda-tanda kebesaranNya. Dan orang yang terpaut kepada Rasulullah melalui wasiat-wasiatnya dan tunjuk ajarnya. Keperluan mendampingi yakni secara lahir lelaki ini bergantung kepada kadar yang diperlukan oleh seseorang itu. Dan tidak mesti mendampinginya sepanjang hayat.

Apabila ia kembali bertemu ALLAH wajiblah ke atas ummat Islam mendampingi orang-orangnya yang mewarisi ilmu-ilmunya, sifat-sifatnya dan amalan-amalannya. Dan hendaklah berlumba-lumba dengan berpegang teguh dengan perkara-perkara tadi dan dalam mengajarkannya kepada orang lain, sehinggalah ALLAH mendatangkan seorang hambaNya yang lain yang dipilih bagi menggantikan tempatnya.


Al-faqir Hamba 

Monday 17 September 2012

ULAMA BERTARAF WALI..

Wali ALLAH atau kalimah jamaknya aulia ALLAH, adalah satu lagi peringkat atau darjat ulama yang cukup masyhur. ALLAH SWT memperkenalkan para wali-Nya ini dengan berfirman:
Ketahuilah sesungguhnya para wali itu mereka tidak takut dan tidak berdukacita.
(Yunus: 62)
Wali ertinya pemimpin. Boleh juga diberi erti kekasih yang dilantik oleh ALLAH. Jadi seseorang ulama yang mencapai darjat wali ALLAH ini adalah seorang kekasih ALLAH yang dilantik oleh-Nya untuk menjadi pemimpin. Wali ALLAH adalah orang yang paling bersih, murni lahir dan batin dan orang-orang suci-Nya.
Sebelum ini, kita sudah huraikan tentang ulama Akhirat dan ulama mujaddid yang sebahagian dari mereka adalah pemimpin, manakala sebahagian lagi tidak memimpin. Sebenarnya kebanyakan pemimpin dari kalangan ulama Akhirat, ulama mujaddid dan ulama mazhab itu adalah bertaraf aulia ALLAH. Ertinya ulama wali ALLAH ini disebut juga ulama Akhirat atau ulama sufi, dan sebahagiannya terpilih untuk menjadi ulama mujaddid. Sebahagian mereka juga ada yang jadi mujtahid, asy syahid dan mujahid.
Merekalah ulama pewaris para nabi yang mana di waktu tidak ada nabi, merekalah yang mengambil alih kerja-kerja para nabi. Bahkan di zaman ini, kalau andainya nabi itu masih ada, aulia ALLAH itulah mungkin jadi nabi-nabinya. Tetapi kerana Nabi Muhammad itu adalah Nabi penutup, nabi paling akhir yang sesudahnya tidak ada nabi lagi, maka wali ALLAH tidak boleh disebut nabi walaupun akhlak serta tugas mereka sama seperti apa yang ada pada nabi-nabi.
Sebahagian wali ALLAH itu ada yang hatinya seperti hati Nabi Ibrahim a.s. Ada yang hatinya seperti hati Nabi Musa a.s. Ada yang hati mereka seperti hati Nabi Isa a.s. Dan seterusnya ada yang sama dengan hati nabi-nabi yang lain.Kecuali hati Rasulullah, tidak ada wali yang dapat mencapainya.
Maka fahamlah kita bahawa keistimewaan para wali itu ialah pada hati mereka. Hati yang bergetar dan gentar bila disebut nama ALLAH, kekasih agungnya. Hati yang sentiasa terkenang-kenangkan ALLAH walau di mana dan bagaimana mereka berada. Hati yang merasa ia sentiasa berada dalam penglihatan dan perhatian ALLAH SWT. Hati yang sentiasa bercakap-cakap dengan ALLAH dan mengembara di alam ghaib dan Alam Akhirat. Melihat-lihat keagungan ALLAH dan menambah yakin dan cinta pada-Nya. Hati yang sentiasa merasa hamba dan hina sepanjang masa.
Hati-hati beginilah yang tidak gembira dengan pujian dan tidak sedih dengan kejian kerana ia dapat melihat pujian dan kejian itu adalah ujian-ujian ALLAH padanya. Pujian di- pulangkannya pada ALLAH yang empunya nikmat itu.
Manakala kejian dianggap layak untuknya sebagai hamba yang maha daif lagi hina. Maka kedua-dua pujian dan kejian tidak mengubah rasa-rasa kehambaan dalam hatinya. Dengan hati yang dapat melihat ALLAH dalam segala tempat dan masa, para wali itu boleh tersenyum redha terhadap sebarang kesusahan yang ALLAH timpakan padanya. Dia bersabar dengan ALLAH kerana dirasanya penderitaan itu penuh kebaikan.
Keutamaan para wali bukan kerana ibadahnya yang banyak walaupun dia memang kuat beribadah. Iaitu bukan kerana banyak sembahyang, bukan kerana banyak puasa, banyak sedekah, zikir dan lain-lain lagi. Tetapi kerana hatinya yang sangat berlapang dada dengan ragam manusia, sangat berani mempertahankan hukum ALLAH dan sangat teguh dan tabah dalam menyebar dan mengembangkan perlaksanaan syariat ALLAH. Hati yang pemaaf, baik sangka sesama manusia, kasih sayang sesama manusia, tawakkalnya kuat dan redhanya luar biasa. Hatinya bersih daripada sifat-sifat mazmumah, dan dia sentiasa memberi nasihat kepada kaum Muslimin. Masing-masing peringkat wali itu adalahkerana wajah-wajah hati yang begitu indah, luar biasa, yang tidak ada pada ulama dan manusia awam lainnya.
Ada macam-macam jenis atau peringkat wali yang dilantik oleh
ALLAH dengan syarat-syarat perlantikan yang hanya ALLAH jua yang mengetahuinya. Nama-nama mereka ialah:
  1. Ghaus (Kutubul Aqthab)
    Ghaus ialah gelaran kepada ketua wali di sesuatu zaman. Ketua wali disebut juga Sultanul Aulia. Ghaus cuma ada seorang untuk satu zaman.
  2. Wali Kutub
    Jamak bagi Wali Kutub ini dipanggil Aktab. Bilangan mereka di setiap zaman ialah empat orang.
  3. Wali Najib
    Najib gelaran untuk seorang. Kalau ramai Najib disebut Nujabak. Bilangan mereka untuk sezaman 300 orang.
  4. Wali Watad
    Jamaknya Autad. Bilangan untuk satu zaman ialah empat orang.
  5. Wali Badal
    Jamak untuk Wali Badal ialah Abdal. Bilangan mereka 40 hingga 60 orang untuk sezaman. Ada qaul mengatakan 30 orang, 14 orang dan ada mengatakan hanya tujuh orang sahaja.
  6. Wali Naqib
    Panggilan untuk ramai Wali Naqib ialah Nuqabak. Bilangan untuk sezaman ialah seramai 40 orang.
Kebanyakan wali ini terdapat di Syria, Iraq dan Mesir. Tetapi ada juga di negara-negara lain di seluruh dunia dengan bilangan yang sedikit. Jumlah para wali di setiap zaman ialah 500 orang. Kalau meninggal seorang, dilantik pula yang baru untuk menggantikannya. ALLAH SWT sendiri yang melantik orang-orang-Nya. Ini dengan tujuan utamanya untuk memimpin manusia. Yakni sepertimana yang dibuat oleh para rasul alaihimussolatu wassalam.

Bahkan para mujaddid itu kesemuanya adalah aulia ALLAH. Di sini hanya disebutkan bentuk kepimpinan lahir dan kepimpinan batin yang ditugaskan oleh ALLAH kepada wali-wali-Nya. Ada wali memimpin lahir yakni menjadi pemimpin umat. Membawa manusia menyembah ALLAH. Sebahagiannya pula memerintah negara dan dunia. Di antara ulama-ulama
wali
ALLAH itu ialah:
  1. Sahabat-Sahabat terutamanya Khulafa'ur Rasyidin.
  2. Imam-Imam Mazhab terutamanya Imam Mazhab yang empat.
  3. Para mujaddid terutamanya Sayidina Umar Abdul Aziz dan Imamul Mahdi.
  4. Para perawi Hadis seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim.
  5. Pengasas-pengasas tareqat.
  6. Ulama besar sufi terutamanya Imam Hassan Al Basri, Syeikh Junaid Al Baghdadi, Syeikh Abu Yazid Bustami, Syeikh Abdul Kadir Al Jailani, Imam Al Ghazali, Syeikh Abu Hassan Syazali, Imam Sayuti, Imam Nawawi dan Syeikh Ramli.
  7. Di kalangan wanita di antaranya Sayidah Nafisah dan Rabiatul Adawiyah. Kalau isteri-isteri Rasulullah dan puterinya Siti Fatimah, itu sudah sedia maklum. 
Mereka mengajar, mendidik dan memimpin manusia untuk hidup sebagai hamba ALLAH dan khalifah-Nya di muka bumi ini. Mereka jadi ikutan anak murid dan pengikut untuk sama-sama menegakkan syariat ALLAH. Bahkan pengaruh mereka menjalar ke merata dunia hingga nama mereka masih jadi sebutan manusia di zaman ini.
Hal ini terjadi kerana para aulia ALLAH ini, mereka memimpin hati manusia. Mereka mengutamakan pembangunan rohaniah dan insaniah manusia sebagai asas .pembangunan tamadun Islam seluruhnya. Sedangkan pemimpin-pemimpin dunia hanya mengutamakan pembangunan material atau kebendaan.
Memimpin hati atau roh manusia boleh dibuat dengan cara lahiriah dan cara rohaniah. Cara lahir ialah dengan memberi ilmu pengetahuan teori tentang langkah-langkah membaiki dan membersihkan hati. Hingga tahulah manusia tentang sifat hati yang mesti dimiliki dan sifat yang mesti dibuang. Tahu juga bagaimana kaedah melakukan kedua-duanya.
Tetapi kepimpinan lahir ini tidak mampu untuk benar-benar mengubah hati manusia. Sebab hati itu dikerumuni oleh nafsu dan syaitan, yang secara halus (batiniah) setiap detik
membisikkan kejahatan kepada hati manusia itu. Musuh batin yang bekerja keras ini tidak akan tumpas kalau hanya ditolak oleh ilmu akal atau kekuatan hati manusia itu sahaja. Ia mesti
dibantu secara rohaniah juga oleh makhluk-makhluk suci.
ALLAH SWT dengan rahmat-Nya telah melantik para malaikat dan wali-wali-Nya untuk melakukan kerja-kerja ini. Iaitu kerja membisik-bisikkan kebaikan pada hati manusia secara rohaniah untuk menentang bisikan-bisikan musuh batin tadi. Kebenaran ini dapat dilihat pada pengalaman kita sendiri. Yakni kita seringkali merasai bisikan jahat dan bisikan baik dalam hati kita. Yang bisikan-bisikan itu bukan dari fikiran kita. Bisikan yang jahat dibuat oleh nafsu dan syaitan. Bisikan yang baik dibuat oleh malaikat dan wali ALLAH dengan izin-Nya. Firman ALLAH:
Kami mengilhamkan pada jiwa itu dua jalan; jalan jahat dan jalan taqwa.
(Asy Syams: 8)
Bagi orang yang telah memilih kejahatan, yang tinggal dalam hatinya adalah bisikan jahat. Manakala orang yang telah memilih kebaikan, yang kuat dibisikkan padanya ialah kebaikan.
Aulia ALLAH secara umum boleh melakukan kepimpinan rohaniah ini. Yakni rohnya yang suci itu dapat berhubung dengan roh-roh anak-anak muridnya untuk dinasihati, dikawal, ditegur, dididik dan dipimpin, agar hati anak murid itu menjadi hati yang baik. Hati yang dapat mencetuskan kebaikan dalam sikap hidup lahirnya.
Hubungan hati antara guru dengan murid atau hubungan roh guru dengan roh murid di alam roh, boleh diibaratkan hubungan elektrik antara pusat janakuasa elektrik dengan alat-alat elektrik seperti lampu dan kipas. Bila terhubung keduanya walaupun jarak antara keduanya berjauhan, menyalalah lampu dan berpusinglah kipas itu. Tetapi bila diputuskan suis janakuasa tersebut, serta merta matilah lampu dan kipas itu. Demikianlah apabila berhubungan hati antara guru dan muridnya itu secara rohaniah, murid akan mendapat pimpinan dan kawalan dari kejahatan nafsu dan syaitan.
Tegasnya, murid dapat berkat dengan izin ALLAH SWT. Tetapi apabila terputus hubungan, murid akan dikuasai sepenuhnya oleh nafsu dan syaitan. Berkat gurunya tidak ada lagi. Sebab itu kita tengok murid-murid yang derhaka dengan guru atau gurunya sudah murka padanya, berkatnya sudah tidak ada lagi. Bahkan hidupnya jadi hamba nafsu dan syaitan. Lebih dahsyat lagi dari orang-orang yang tidak pernah berguru. Atau sekurang-kurangnya sudah jauh merosot iman dan syariatnya dibandingkan dengan sebelumnya.
Pimpinan rohaniah ini diizinkan oleh ALLAH kepada semua wali-Nya. Sama ada wali itu boleh memimpin secara lahir atau tidak. Ertinya, wali-wali yang tidak dikenali orang pun, boleh buat kerja ini. Yakni rohnya yang suci bekerja di alam ghaib untuk buat kerja suci sama ada dia sedar atau tidak. Ada wali yang diberitahu oleh ALLAH tentang kerjanya itu. Ada juga wali yang rohnya melakukan kerja itu di luar sedar atau di luar pengetahuannya. Sebab wali-wali itu ada yang tahu dia itu wali ALLAH, ada pula wali yang tidak tahu dia adalah wali. Mereka yang tahu dirinya telah diangkat oleh ALLAH jadi wali, ada kemungkinan mendapat tahu melalui ilham yang ALLAH berikan padanya. Atau kerana diberitahu oleh wali ALLAH yang lain kepadanya.
Ada wali yang manusia tahu dia adalah wali. Tetapi ada juga yang manusia tidak tahu, bahkan dia dianggap orang gila. Misalnya Uwais Al Qarni yang hidup sezaman dengan Rasulullah tetapi tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah. Kewaliannya diberitahu oleh baginda Rasulullah sendiri kepada Sayidina Omar r.a. dan Sayidina Ali k.w. Wali-wali yang tersembunyi ini, nampaknya tidak ada keistimewaan apa-apa. Tetapi sebenarnya ia adalah manusia yang sangat penting pada dunia. Sebab-sebab saya berkata begini adalah:
  1. Doanya sangat kabul. Yakni permintaannya ALLAH tunaikan. Rintihannya ALLAH beri perhatian.
  2. Walaupun tidak memimpin dan tidak terkenal, namun sikap hidupnya serta percakapannya menjadi ikutan dan tiruan orang-orang sekitarnya. Ertinya, adanya ia di satu tempat sudah cukup untuk mengubah manusia.
  3. Bahkan kerana ada lagi orang-orang seperti mereka di muka bumi ini, maka ALLAH masih menurunkan hujan, memberi rezeki dan memberi bantuan kepada manusia terhadap musuhnya. Juga ALLAH pindahkan atau alihkan azab dan bencana tenggelam atau karamnya bumi ini. Sekurang-kurangnya azab itu dibuat bertahap-tahap, berperingkat-peringkat hingga berpeluang lagi manusia menyelamatkan diri dan bertaubat. Sedangkan kalau azab itu diturunkan sekaligus secara menyeluruh, habislah manusia ini. 
  4. Ada juga Hadis yang mengatakan, kerana mereka inilah dunia belum diqiamatkan.
Untuk mudah diyakini kenyataan-kenyataan di atas, mari kita membuat satu tamsilan tentangnya. Katalah ada satu keluarga besar yang terdiri dari ibu dan ayah serta anak-anak dan cucu-cucu. Mereka berhimpun dalam sebuah rumah. Anak-anak dan cucu-cucunya sangat derhaka kecuali seorang saja. Yang seorang ini katalah baiknya luar biasa. Sangat taat dan pandai sekali mengambil hati ibu ayahnya. Hinggakan ayahnya sangat kasih padanya. Padahal dengan anak-anaknya yang lain dia sudah marah betul.
Dalam keadaan tersebut, katalah si anak yang dikasihi meminta ayah dan ibunya memaafkan saudara-saudaranya itu. Tergamakkah ayah menolak permintaan buah hatinya itu?
Tidakkah mungkin kerana anak yang seorang itu, si ayah akan berlembut hati dengan anak-anaknya yang lain?
Adapun sebabnya mengapa para wali ini dapat melakukan segala hal yang disebutkan di atas itu, kerana mereka ini mendapat kumiaan yang luar biasa dari ALLAH. Yakni karamah dan ilmu-ilmu laduni seperti ilham, kasyaf, firasat, rasa hati serta dapat yukazah wu rrzusyufahah (bertemu dan berbual-bual) dengan Rasulullah dan rijalulghaib. Maknanya, mereka mendapat bantuan ghaib dari ALLAH, hasil taqwa mereka yang tinggi. Dengan pertolongan ghaib inilah, maka para wali berjaya dalam tugasnya dan menang terhadap musuhnya. Bukan dengan kuasa mereka, tetapi dengan kuasa ALLAH yang membantu mereka secara ghaib.
Karamah yang diperolehi ada dua bentuk iaitu karamah lahiriah dan karamah maknawiah. (Perkara-perkara yang saya sebutkan ini, mungkin akan jadi bahan ejekan oleh sesetengah ulama yang tidak mendalami bidang ini. Namun kerana ia satu kebenaran yang diakui sepanjang zaman [sudah tertulis dalam banyak kitab], maka saya bersedia mengambil risikonya.)
Berikut ialah antara Hadis-Hadis tentang ulama wali ALLAH
  • Kata (Amirul Mukminin Ali bin Abi Talib): Tidak! (tidak sebagaimana yang ditanya) aku dengar Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Wali Abdal berada di Syam, mereka seramai 40 orang, mereka ditugaskan Allah untuk menjaga hujan, menyelamatkan kamu dari musuh, dan dengan ini penduduk bumi terhindar dari bala bencana.

  • Sesungguhnya Ali bin Abi Talib berkata: Wali Abdal dari Syam, Wali Nujaba' dari penduduk Mesir dan Wali Akhbar dari penduduk Iraq.

  • Rasulullah SAW bersabda: Wali Abdal seramai 40 lelaki dan 40 perempuan, fafkala mati seorang lelaki Allah gantikan di tempatnya dengan lelaki lain. Begitu juga setiap kali mati seorang perempuan, Allah gantikan dengan perempuan lain di tempat itu. (Riwayat Dailami)

  • Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Wali Budala' dari umatku tidak masuk Syurga dengan sebab sembahyang banyak, tidak juga dengan puasa mereka, tetapi mereka masuk Syurga dengan sebab tenangnya hati dan pemurahnya mereka. (Riwayat Adi)

  • (Hadis-hadis di atas dipetik dari kitab Al Hawi Lil Fatawa oleh Imam As Sayuti.)