Thursday 31 January 2013

HATI NURANI..



Hati...adalah tempat pangkalnya berbagai perasaan, tumbuh kembang antara kebaikan dan keburukan. Hati juga menjadi sumber ilham dan permasalahan, tempat lahirnya cinta dan kebencian, serta muara bagi keimanan dan kekufuran.

Hati juga sumber kebahagiaan jika sang pemiliknya mampu membersihkan berbagai kotorannya MAZMUMAH yang berserakan, namun sebaliknya ia merupakan sumber bencana jika sang
empunya gemar mengotorinya.

Hati yang kotor hanya akan menyebabkan kapasitas ruangnya menjadi sempit,gelap, dan bahkan mati. Jika sudah mati seluruh komponen juga akan turut mati. Dalam makna yang sama,  Saidina Abu Hurairah RA berkata, “Hati ibarat panglima, sedangkan anggota badan adalah tentara. Jika panglima itu baik maka akan baik pulalah tentaranya. Jika raja itu buruk maka akan buruk pula tentaranya.”

Pada akhirnya kita bisa mengenali dalam keadaan apa hati seseorang itu MATI. Di antaranya adalah:

Pertama, taarikush shalat, meninggalkan shalat dengan tanpa uzur atau tidak dengan alasan yang dibenarkan oleh syar’i. (QS Maryam [19]: 59).

Imbas dari seringnya meninggalkan shalat adalah kebiasaan memperturutkan hawa nafsu. Dan, kalau sudah demikian, dia akan menabung banyak kemaksiatan dan dosa. Ibnu Mas’ud  R.A  menafsirkan kata ‘ghoyya’ dalam ayat tersebut dengan sebuah aliran sungai di Jahanam (neraka) yang makanannya sangat menjijikkan. Bahkan, tempatnya sangat dalam dan diperuntukkan bagi mereka yang membiarkan dirinya larut dalam kemaksiatan.

Kedua, adz-dzanbu bil farhi, melakukan kemaksiatan dan dosa dengan bangga. Alih-alih merasa berdosa dan menyesal, justru si pemilik hati yang mati, ia teramat menikmati kemaksiatan dan dosanya. (QS al-A’raf [7]: 3).

Ketiga, karhul Qur'an, benci pada Alquran. Seorang Muslim, jelas memiliki pedoman yang menyelamatkan, yaitu Alquran. Tapi, justru ia enggan berpedoman dan mencari selamat dengan kitab yang menjadi mukjizat penuntun sepanjang zaman ini. Bahkan, ia membencinya dan tidak senang terhadap orang atau sekelompok orang yang berkhidmat dan bercita-cita luhur dengan Alquran.

Keempat, hubbul ma'asyi, gemar bermaksiat dan mencintai kemaksiatan. Nafsu yang diperturutkan akan mengantarkan mata hatinya tertutup, sehingga susah mengakses cahaya Ilahi. Sehingga, ia lebih senang maksiat daripada ibadah.

Kelima, asikhru, sibuk hanya mempergunjing dan buruk sangka serta merasa dirinya selalu lebih suci. 


Keenam, ghodbul ulamai, sangat benci dengan nasihat baik dan fatwa-fatwa ulama. 

Berikutnya, qolbul hajari, tidak ada rasa takut akan peringatan kematian, alam kubur, dan akhirat.

Selanjutnya, himmatuhul bathni, gila dunia bahkan tidak peduli halal haram yang penting kaya. Anaaniyyun, masa bodoh terhadap keadaan dan urusan orang lain. Keluarganya menderita, dia tetap saja culas/tidak peduli. Al-intiqoom, pendendam hebat, al-bukhlu, sangat pelit, ghodhbaanun, cepat marah, angkuh, dan pendengki. Na’udzubillah. Semoga kita semua dijaga dari hati yang mati..kerna hanya hati tempatnya pandangan ALLAH jasad lohir tumpuan manusia..



Al faqir hamba

Wednesday 23 January 2013

SALAM MAULIDULRASUL...1434H,


Rasulullah dalam mengenangmu 
Kami susuri lembaran sirahmu 
Pahit getir perjuanganmu 
Membawa cahaya kebenaran 

Engkau taburkan pengorbananmu 
Untuk umat mu yang tercinta 
Biar terpaksa tempuh derita 
Cekalnya hatimu menempuh ranjaunya 

Tak terjangkau tinggi pekertimu 
Tidak tergambar indahnya akhlak mu 
Tidak terbalas segala jasa mu 
Sesungguhnya engkau rasul mulia 

Tabahnya hatimu menempuh dugaan 
Mengajar erti kesabaran 
Menjulang panji kemenangan 
Terukir nama mu di dalam Al Quran 

Rasulullah kami ummatmu 
Walau tak pernah melihat wajah mu 
Kami cuba mengingatimu 
Dan kami cuba mengamalsunnah mu 

Kami sambung perjuanganmu 
Walau kita tak pernah bersua 
Tapi kami tak pernah kecewa 
ALLAH dan rasul sebagai pembela....