Saturday, 30 June 2012

PENGHUJAH ISLAM..

“Kehidupan seorang muslim tidak dapat dicapai dengan sempurna, kecuali mengikuti jalan ALLAH SWT yang dilalui secara bertahap. Tahap-tahap itu antara lain : taubat, sabar, faqir, zuhud, tawakal, cinta, makrifat dan redha. Kerana itu seseorang yang mempelajari tasawuf wajib mendidik jiwa dan akhlaknya. Sementara itu, hati adalah cermin yang sanggup menangkap makrifat. Dan kesanggupan itu terletak pada hati yang suci dan jernih...

” "Berbicara tentang nasihat, kulihat diriku tak layak untuk memberikannya. Sebab, nasihat seperti zakat, nisabnya adalah kemampuan untuk memetik nasihat itu bagi dirinya sendiri. Seseorang yang belum mencapai nisab, bagaimana ia akan mengeluarkan zakat ? Dan seorang yang tak memiliki cahaya, bagaimana dapat dijadikan sebagai alat penerang oleh orang lain? Bagaimana bayangan akan lurus jika kayunya bengkok ? ALLAH swt mewahyukan kepada 'Isa bin Maryam AS :"Nasihatilah dirimu, jika kau mampu memetik nasihat, maka nasihatilah orang lain. Jika tidak, maka malulah kepada-KU".


"Barangsiapa hendak mengetahui aib-aibnya, maka ia dapat menempuh empat jalan berikut :

1. Duduk di hadapan seorang guru mursyid yang mampu mengetahui keburukan hati dan berbagai bahaya yang tersembunyi di dalamnya. Kemudian ia mempasrahkan dirinya kepada sang guru dan mengikuti petunjuknya dalam bermujahadah membersihkan aib itu. Ini adalah keadaan seorang murid dengan syeikhnya dan seorang pelajar dengan gurunya. Sang guru akan menunjukkan aib-aibnya dan cara pengubatannya, tapi di zaman ini guru semacam ini kurang.

2. Mencari seorang teman yang jujur, memiliki bashiroh ( mata hati yang tajam ) dan berpegangan pada agama. Ia kemudian menjadikan temannya itu sebagai pengawas yang mengamati keadaan, perbuatan, serta semua aib batin dan zahirnya, sehingga ia dapat memperingatkannya. Demikian inilah yang dahulu dilakukan oleh orang-orang cerdik, orang-orang terkemuka dan para pemimpin agama.

3. Berusaha mengetahui aib dari ucapan musuh-musuhnya. Sebab pandangan yang penuh kebencian akan berusaha menyingkapkan keburukan seseorang. Boleh menjadi manfaat yang diperoleh seseorang dari musuh yang sangat membencinya dan suka mencari-cari kesalahannya adalah lebih banyak dari teman yang suka bermanis muka, memuji dan menyembunyikan aib-aibnya. Namun, sudah menjadi watak manusia untuk mendustakan ucapan musuh-musuhnya dan menganggapnya sebagai ungkapan kedengkian. Tetapi, orang yang memiliki mata hati jernih mampu memetik pelajaran dari berbagai keburukan dirinya yang disebutkan oleh musuhnya.

4. Bergaul dengan masyarakat. Setiap kali melihat perilaku tercela seseorang, maka ia segera menuduh dirinya sendiri juga memiliki sifat tercela itu. Kemudian ia tuntut dirinya untuk segera meninggalkannya. Sebab, seorang Mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Ketika melihat aib orang lain ia akan melihat aib-aibnya sendiri."Renungkanlah pendeknya umurmu. Andaikata engkau berumur seratus tahun sekalipun, maka umurmu itu pendek jika dibandingkan dengan masa hidupmu kelak di akhirat yang abadi, selama-lamanya.

Cuba renungkan, agar dapat beristirehat selama dua puluh tahun, dalam satu bulan atau setahun engkau sanggup menanggung berbagai beban berat dan kehinaan di dalam mencari dunia. Tetapi mengapa engkau tidak sanggup menanggung beban ibadah selama beberapa hari demi mengharapkan kebahagiaan abadi di Akhirat nanti?Jangan panjang angan-angan, engkau nanti akan berat untuk beramal. Yakinilah bahwa tak lama lagi engkau akan mati. Katakan dalam hatimu :Pagi ini aku akan beribadah meskipun berat, siapa tahu nanti malam aku mati. Malam ini aku akan sabar untuk beribadah, siapa tahu besok aku mati.Sebab, kematian tidak datang pada waktu, keadaan dan tahun tertentu. Yang jelas ia pasti datang. Oleh kerana itu, mempersiapkan diri menyambut kedangan maut lebih utama daripada menpersiapkan diri menyambut dunia. Bukankah kau menyadari betapa pendek waktu hidupmu di dunia ini? Bukankah boleh jadi ajalmu hanya tersisa satu tarikan dan hembusan nafas atau satu hari?Setiap hari lakukanlah hal ini dan paksakan dirimu untuk sabar beribadah kepada ALLAH swt.

Andaikata engkau ditakdirkan untuk hidup selama lima puluh tahun dank au biasakan dirimu untuk sabar beribadah, nafsumu tetap akan berontak, tetapi ketika maut menjemput kau akan berbahagia selama-lamanya. Tetapi, ketika engkau tunda-tunda dirimu untuk beramal, dan kematian dating di waktu yang tidak kau perkirakan...

No comments:

Post a Comment