Saturday, 22 September 2012

WAJIB MENCARI PEMIMPIN...

Dari Abu Hurairah r.a. katanya bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إن الله يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها Artinya: “Sesungguhnya ALLAH mengutus pada umat ini di setiap awal 100 tahun seorang (mujaddid) yang akan memperbaharui urusan agama mereka.” (Riwayat Abu Daud)

Memperhatikan begitu besar dan hebatnya kebangkitan Islam kali kedua seperti yang dijadwalkan oleh Tuhan untuk umat akhir zaman, maka kita wajib mencari pemimpin dari kebangkitan itu. Kalau di waktu-waktu biasa pun ALLAH memerintahkan kepada para hamba-Nya untuk mencari petunjuk dan pemimpin untuk keselamatan hidup manusia di dunia dan Akhirat, lebih-lebih lagi tentu wajib mencari pemimpin  kebangkitan yang akan terjadi.

ALLAH berfirman di dalam Al Quran:
Artinya: “Selamatkan dirimu dan keluargamu dari api Neraka.” (Tahrim: 6)

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada ALLAH dan taatlah kepada Rasul dan kepada pemimpin dari kalangan kamu.” (An Nisa: 59)

ALLAH berfirman lagi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu bertakwa kepada ALLAH dan hendaklah kamu berserta golongan yang benar (siddiqin).” (At Taubah: 119)

Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumiddin, Jilid 3 menegaskan tentang pentingnya mencari pemimpin (mursyid) yang memandu kita  kepada ALLAH yaitu:

“Seorang murid memerlukan seorang syeikh yang dapat diikutinya, syeikh tersebut akan menunjukkannya arah jalan yang benar. Sesungguhnya jalan agama itu adalah samar dan jalan-jalan syaitan terlalu banyak dan mudah. Siapa saja yang tidak mempunyai syeikh yang memimpinnya maka syaitanlah yang memimpinnya. Siapa saja yang berjalan di lembah-lembah yang bahaya tanpa orang menjaga keselamatannya sesungguhnya dia telah membahayakan dan membinasakan dirinya. Orang yang bersendirian (tanpa syeikh) adalah seperti pohon (tanaman) yang tumbuh sendiri dan mudah mati; jika pohon itu terus hidup ia takkan berbuah. Orang yang mengawasi seorang murid ialah syeikhnya. Maka hendaklah murid itu berpegang teguh terhadap syeikhnya itu.”

Sehubungan dengan kata-kata Imam Ghazali itu, ALLAH juga ada berfirman:


Artinya: “Barang siapa yang disesatkan oleh ALLAH maka kamu tidak akan mendapati (melihat) pada dirinya (memiliki) seorang pemimpin yang memberinya  petunjuk.” (Al Kahfi: 17)

Imam Fakhruddin Ar Razi dalam Mafatih al Ghayib berkata:

“Dalam Al Fatehah bila disebut: “Tunjukkan kami jalan yang lurus', tidak cukup sebatas itu, ALLAH menyambung, ‘yaitu jalan orang-orang yang Engkau bagi nikmat ke atas mereka (golongan rasul-rasul, nabi-nabi dan para siddiqin)'. Artinya seseorang itu memerlukan pemimpin yang membimbing ke arah jalan yang benar dan menjauhkannya dari jatuh ke lembah kesalahan dan kesesatan.”

Imam Fakhrurrazi menggunakan kaedah usul fiqhnya di dalam ayat ini yaitu:

“Tidak sempurna yang wajib itu melainkan dengan kewujudannya maka perkara itu juga wajib.”

Di dalam menguraikan Surah Al Fatehah, Imam Fakhrurrazi mengatakan hukum untuk mendapatkan jalan yang lurus, yakni jalan kebenaran dari Tuhan, adalah wajib. Jalan kebenaran ini tidak akan sempurna kita resapi dan miliki melainkan dengan sesuatu yang akan menyampaikan kita kepadanya. Artinya di sini, mendapatkan pemimpin kebenaran itu hukumnya juga adalah wajib agar kita berada di jalan yang lurus dan benar.
 ALLAH SWT berfirman:
Artinya: “Bolehkah aku mengikuti tuan supaya tuan dapat mengajarkan aku ilmu yang benar dari ilmu-ilmu yang diajarkan-Nya kepada tuan.” (Al Kahfi: 66)



Kata-kata Nabi Musa a.s. kepada Nabi Khidir a.s. di dalam ayat di atas meyakinkan lagi kepada kita tentang pentingnya mencari pemimpin kebenaran walau dimanapun taraf atau kedudukan kita berada.

Syeikh Abdul Wahab Asy Syaarani mengulas dengan berkata bahwa Imam Ahmad Hanbal meminta pimpinan Abu Hamzah Al Baghdadi. Imam Ahmad Suraij meminta pimpinan Abu Qasim Al Junaid. Imam Al Ghazali yang kedudukannya adalah Hujjatul Islam juga mencari pimpinan. Syeikh Izzudin Abdul Salam yang digelar sultanul ulama di waktu itu juga meminta pimpinan Syeikh Abu Hassan Asy Syazili.


Begitu sekali keadaannya para nabi, para ulama muktabar dan para kekasih ALLAH mewajibkan diri mereka mencari mursyid dan pemimpin kebenaran untuk mendapatkan keselamatan hidup di dunia dan di Akhirat. Masakan kita orang awam akhir zaman yang sudah jauh dari Rasulullah merasakan sudah cukup belajar sendiri melalui kitab-kitab dan buku-buku agama? Apakah bisa hijab hati kita dibuka dan selamat menuju Allah tanpa pimpinan mursyid dan pemimpin kebenaran? Tentulah tidak.

Justru itu kita wajib mencari mursyid, bahkan kita amat beruntung karena di akhir zaman ini Tuhan mengutus mujaddid yang juga merupakan Putera Bani Tamim, tangan kanan Imamul Mahdi. Tentang Putera Bani Tamim, Rasulullah tidak menyebut silsilahnya tetapi banyak menyebutkan ciri-ciri kepemimpinannya, perjuangan dan pengikutnya. Oleh sebab itu untuk mencari mujaddid akhir zaman ini, kita carilah ciri-ciri dan gaya perjuangannya, bukan silsilahnya.

Diantara ciri-ciri mujaddid secara umum ialah:

1.Zahir di awal kurun

Setiap mujaddid mesti zahir dan berperanan di awal kurun yaitu sekitar suku kurun yang awal. Sekiranya ada tokoh-tokoh pejuang Islam yang hebat ciri-ciri dan kepemimpinannya, dia tidak dianggap mujaddid jika dia tidak zahir di awal kurun.


Disebutkan dalam sebuah Hadis Seperti mukadimah Diatas:
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. katanya bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ALLAH mengutus pada umat ini di setiap awal 100 tahun seorang (mujaddid) yang akan memperbaharui urusan agama mereka.” (Riwayat Abu Daud)

2.Dilantik oleh ALLAH

Berdasarkan nas Hadist di atas juga adalah jelas bahwa para mujaddid ditunjuk oleh ALLAH, diutus oleh-Nya untuk umat di setiap awal kurun. Para pemimpin kebenaran dilantik atau ditunjuk oleh ALLAH baik itu melalui wahyu, Hadist, ilham atau oleh Ahlul Halli wal Aqdi. Rasul-rasul ditunjuk oleh wahyu. Khulafaur Rasyidin ditunjuk oleh Hadist dan Ahlul Halli wal Aqdi. Para mujaddid ditunjuk oleh Hadist dan ilham. Tholut dan Zulkarnain ditunjuk oleh wahyu. Muhammad Al Fateh ditunjuk oleh Hadist dan ilham. Nabi Isa a.s. ditunjuk oleh Al Quran dan Hadis. Imam Mahdi ditunjuk oleh Hadis dan ilham. Putera Bani Tamim juga ditunjuk oleh Hadis dan ilham.

Kenaikan kepemimpinan para mujaddid tidak dilantik oleh siapapun, sekalipun oleh dirinya sendiri atau oleh sistem manapun yang ada di dunia. Mereka diterima oleh orang di sekitarnya karena ibadah, takwa, akhlak, ilmu, pengorbanan, pimpinan khidmat dan kasih sayang yang diberikan kepada masyarakat. Sekalipun orang yang bukan Islam tidak masuk Islam, tapi mereka senang dengan kepemimpinannya. Kepemimpinan mereka diterima oleh hati bukan sekadar secara formal.

Walaupun MUSUH-MUSUHNYA mencuba untuk menyingkirkannya hingga tinggal seorang diri, manusia akan datang menyerah diri kepadanya untuk dipimpin dan dididik. Mujaddid di setiap kurun tidak diganti-ganti. Tidak ada suara tidak percaya kepadanya dan kepemimpinannya tidak dibatasi oleh waktu.

Kenaikan secara alamiah ini adalah mirip seperti kenaikan para rasul yang dilantik oleh Tuhan. Tuhan melakukan pelantikan utusan-Nya bagi setiap generasi yang memerlukan petunjuk-Nya. Firman ALLAH SWT:


Artinya: “Dan bagi setiap generasi ada yang memberi petunjuk.” (Ar Raad: 7)

3.Dia paling bertakwa di zamannya

Para mujaddid adalah manusia yang paling kenal, paling cinta dan paling takutkan Tuhan di zamannya. Ketakwaannya yang paling tinggi di zamannya menyebabkan Tuhanlah yang menjadi misi utama kehidupannya. Dia datang untuk memberi Tuhan kepada tiap-tiap hati manusia yang sudah kehilangan Tuhan. Ini karena sebab utama kerusakan dan kezaliman yang terjadi di dunia disebabkan manusia telah melupakan Tuhan. Kedatangannya ibarat kedatangan Rasulullah kepada masyarakat Arab jahiliah, memperkenalkan ALLAH sebagai Tuhan dan Islam sebagai cara hidup yang selamat dan menyelamatkan. Para mujaddid menyambung tugas Rasulullah dengan mengajak manusia bertakwa kepada ALLAH. Firman ALLAH SWT:
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah berwasiat (memerintahkan) kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu, bertakwalah kepada ALLAH.” (An Nisa: 131)


Artinya: “Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi ALLAH ialah kamu yang paling bertakwa.” (Al Hujurat: 13)


Artinya: “Akan Aku wariskan bumi ini kepada orang-orang yang soleh (bertakwa).” (Al Anbiya: 105)


4.Mendapat ilmu ilham atau ilmu laduni

Kalaulah kepada para rasul dan nabi ALLAH beri ilmu melalui wahyu sedangkan kepada para mujaddid Allah memberi jalan singkat  untuk memahami ilmu-ilmu ALLAH secara ilham atau laduni. Yakni ilmu yang langsung Tuhan jatuhkan ke hati yang bertakwa. Artinya mereka menimba ilmu secara langsung dari ALLAH dan Rasul, bukan hasil belajar sistem-sistem pendidikan manapun yang ada di dunia. Ilmu ilham ini adalah sumber ilmu bagi manusia yang bertakwa. Inilah ilmu yang paling unggul karena ilmu ini datang dari saluran ALLAH.

ALLAH SWT berfirman:
 Artinya: “Bertakwalah kamu, ALLAH akan mengajar kamu.” (Al Baqarah: 282)

Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Barang siapa mengamalkan apa yang dia tahu, Allah akan mengajarkan apa yang dia tidak ketahui.”

Ilham itu membawa makna baru tentang tafsiran dan pemahaman mengenai wahyu dan syariat. Setiap mujaddid membawa ilham (minda) tersendiri yang sesuai untuk zamannya. Mindanya adalah ilmu yang baru, yang berbeda dari sebelumnya. Namun ia bukan syariat yang baru.

Setiap mujaddid membawa minda yang berbeda. Ini karena mereka hidup di zaman yang berbeda dan menghadapi permasalahan yang berbeda. Kerusakan di setiap zaman itu tidak sama. Ini menunjukkan wahyu itu dapat ditafsirkan dan dihidupkan dengan berbagai kaedah untuk berbagai zaman karena ayat-ayat Al Quran itu mempunyai 70 lapis pengertiannya. Itulah rahmat ALLAH. Imam Syaarani telah menulis tentang hal ini di dalam kitabnya: “Wahyu membawa syariat baru. Ilham membawa pengertian baru.”

Ilmu ilham yang dianugerahkan oleh ALLAH kepada para mujaddid diberi untuk menyelesaikan keperluan masyarakat umum dan perjuangan pada zamannya. Contohnya Imam Al Ghazali diberi ilham bagaimana untuk menyatukan kembali syariat, tasawuf dan aqidah yang sudah terpisah-pisah dan berpecah di zamannya. Imam Abu Hassan Asyaari pula diberi ilham menyusun sifat dua puluh dalam usaha menyelamatkan aqidah umat yang telah tercemar oleh fahaman-fahaman falsafah yang rusak.

Minda para mujaddid mampu menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi di kurun itu. Ilmunya sangat global dan tepat melalui kaedah tajdid yang sangat praktiktis sehingga mampu mematahkan segala falsafah dan ideologi yang sudah rusak di waktu itu. Misalnya bagaimana memecahkan masalah sosial, bagaimana menyelesaikan krisis kepimpinan, krisis ekonomi dan sebagainya.

Karena pembawaan yang baru dan berbeda dengan yang lama inilah maka para mujaddid ditentang oleh ulama-ulama sezaman yang masih terikat dengan pandangan lama.

5.Memiliki karamah

Kalau para rasul dan nabi dikaruniakan mukjizat oleh ALLAH untuk memperlihatkan kebenaran ALLAH kepada setiap perjuangan kebenaran maka kepada para mujaddid Tuhan berikan karamah.

Karamah adalah kejadian luar biasa yang terjadi pada diri wali-wali ALLAH dan para mujaddid. Karamah juga dapat dikategorikan kepada dua jenis:

i.  Karamah lahir atau karamah hissi seperti dapat terbang, mampu berjalan atas air, mengusap daun berubah jadi uang, tidak merasa panas ketika dibakar dan lain sebagainya.

ii. Karamah maknawi seperti diberi istiqamah dalam beramal, diberi kesabaran untuk mendidik dan berjuang, diberi ilmu-ilmu yang mampu mengubah hati manusia kembali kepada Tuhan, diberi ilmu-ilmu strategi perjuangan dan sebagainya.

Wali yang berwatak nabi biasanya ALLAH memberikan banyak karamah lahiriah untuk meningkatkan lagi wibawanya di tengah masyarakat karena mereka biasanya tidak berjuang dan tidak menegakkan jemaah. Sedangkan wali yang berwatak rasul dan para mujaddid yang mendidik manusia lain, ALLAH memberi karamah maknawiyah untuk memudahkan mereka mendidik dan membawa masyarakat kepada ALLAH.

Dalam sebuah Hadis Qudsi Allah berfirman:

Artinya: “Dan hamba-Ku yang senantiasa taqarub kepada-Ku dengan nawafil (ibadah sunat) sehingga Aku mencintai-Nya maka jadilah Aku seolah-olah sebagai pendengarannya yang ia mendengar dengannya dan sebagai penglihatannya yang ia melihat dengannya dan sebagai tangannya yang ia bertindak dengannya dan sebagai kakinya yang ia bertindak dengannya. Dan andai kata ia memohon pasti akan Aku beri padanya. Dan andai kata ia berlindung kepada-Ku, pasti Aku lindungi.” (Riwayat Bukhari)

Hadis ini sesuai dengan ayat Al Quran:
Artinya: “Dan barang siapa yang mentaati ALLAH dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh ALLAH, yaitu dari kalangan nabi-nabi, para siddiqin, syuhada dan solehin, dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (An Nisa: 69)

6.Membangun toifah atau jemaah

Kepimpinan para mujaddid membina toifah-toifah setiap zaman dan setiap kurun dengan tujuan menjaga bara api Islam agar tidak padam. Inilah mafhum Hadist Rasulullah yang artinya:

“Akan terjadi di akhir zaman orang yang mempertahankan agamanya seperti menggenggam bara api.” (Riwayat Tirmizi)
Dalam Al Quran dan Hadis, ALLAH SWT dan Rasul-Nya dengan jelas dan tegas memerintahkan umatnya mengikut jemaah para pemimpin kebenaran. Ini terdapat dalam ayat yang berbunyi:

Artinya: “Sesungguhnya pemimpin kamu hanyalah ALLAH dan Rasul-Nya dan orang mukmin, yaitu orang-orang yang mendirikan sembahyang dan mengeluarkan zakat dan mereka adalah orang-orang yang rukuk (tunduk dan patuh pada perintah ALLAH). Barang siapa yang memilih ALLAH, Rasul dan orang mukmin (sebagai pemimpin) maka sesungguhnya itulah Partai ALLAH. Merekalah yang akan berjaya.” (Al Maidah: 55-56)

Sabda Rasulullah SAW:
 Artinya: “Wajib ke atas kamu berjemaah, sesungguhnya tangan (bantuan) ALLAH adalah bersama jemaah.”

 Di dalam toifah atau jemaah kebenaran, mujaddid adalah guru, ayah, pemimpin dan sahabat seperjuangan. Pribadi dan sikap serta akhlak mujaddid adalah cermin tempat pengikut melihat dirinya dan sebagai contoh yang patut ditiru untuk memperbaiki diri mereka.

Sebagaimana Sahabat-Sahabat memberi cinta kepada Rasulullah, demikian pula pengikut toifah mencintai para mujaddid. Luar biasanya pengikut para mujaddid,  walaupun bilangan mereka sedikit tetapi sangat taat setia kepada pemimpin dan hidup berkasih sayang di kalangan mereka ibarat sebuah keluarga dari satu ayah dan ibu.

7.Menzahirkan kebenaran, bukan sekedar memperkatakannya

Toifah-toifah yang dipimpin para mujaddid dapat melahirkan kebenaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan membangunkan kesyumulan Islam dalam jemaahnya sehingga kebenaran yang dizahirkan itu menjadi role model beragama Islam sebagai cara hidup.

Sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “Akan senantiasa ada toifah di kalangan umatku yang menzahirkan kebenaran, mereka tidak akan dirusakkan oleh penentang mereka hinggalah datangnya ketentuan ALLAH (Kiamat).” (Riwayat Muslim)

Mujaddid zahir di waktu agama sudah ROSAK Dia datang membawa sistem ALLAH dengan kaedah baru, gaya baru yang sangat cantik dan indah hingga mampu menolak semua sistem lama yang rusak dan merusakkan manusia. Toifahnya tidak bersandar pada musuh dalam semua sistem hidup. Bahkan sistem yang ditegakkannya bukan saja mampu menaungi pengikutnya tetapi mampu menjadi tempat bersandar masyarakat umum sekalipun orang bukan Islam.

8.Perjuangannya tidak dapat dihalang atau dirusakkan oleh musuh

Kepimpinan para mujaddid mempunyai pengaruh yang besar kepada masyarakat dan disegani oleh pemerintah di zamannya. Karena itulah para mujaddid juga mendapat tentangan hebat oleh musuh-musuh Islam dan juga para penentang di kalangan pemerintah dan ulama suk(ULAMA DUNIA YG AMAT JAHAT).

Walau bagaimanapun dahsyatnya kebencian dan tekanan musuh; sekalipun di medan perang; namun perjuangan kebenaran yang dibawa oleh mujaddid tidak dapat dirusakkan. Mereka tetap akan dibantu ALLAH kecuali jika ada diantara pengikutnya yang tidak mengikuti disiplin, contohnya sepertimana yang terjadi di dalam peperangan Uhud.

Kebenaran tidak akan dapat dirusakkan baik itu dalam  perang senjata maupun perang dingin. Mungkin dapat dicacatkan fisiknya tetapi aqidah dan syariatnya tidak dapat dirusakkan. Lebih-lebih lagi jemaah itu tidak dapat dibubarkan atau diharamkan. Tidak juga dapat dipecahbelahkan oleh musuh-musuh dalam selimut. Musuh tidak dapat menipu dan mempermainkannya. Ini karena jemaah itu mempunyai benteng yang cukup kuat dan kukuh. Kekuatan toifah ini adalah kekuatan dalaman (rohaniah)  bukan luaran (lahiriah). Kalau di luar dapat dicacatkan tapi di dalam tidak dapat dicacatkan. Yang di dalam itu ialah iman dan keyakinan. Bahkan musuhlah yang akan kucar-kacir dan selalu tertipu. Akhirnya musuhnya kalah dan jatuh. Jemaah kebenaranlah yang menang.

Firman ALLAH:
 Artinya: “Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah ALLAH (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatkanmu dengan pertolongan Nya, dan dengan para mukmin dan (Dia) yang mempersatukan hati-hati mereka (orang yang beriman).” (Al Anfal: 62)

Rasulullah SAW bersabda:
 Artinya: “Akan senantiasa ada toifah di kalangan umatku yang menzahirkan kebenaran, mereka tidak akan dirusakkan oleh penentang mereka hingga datangnya ketentuan ALLAH (Kiamat).” (Riwayat Muslim)

9.Mujaddid adalah tafsiran Al Quran dan Sunnah bergerak di zamannya

Para mujaddid yang juga ulama arifbillah yang diutus setiap 100 tahun, pribadinya adalah serupa dengan pribadi Rasulullah SAW. Mereka mewarisi pribadi dan perjuangan para rasul dan nabi.

Sabda Nabi SAW:
Artinya: “Ulama adalah pewaris para nabi.”  (Riwayat Ahmad, Tirmizi dan lain-lain)

Al Quran adalah wahyu yang membawa sistem Tuhan. Maka tugas Rasulullah ialah menghidupkan sistem Tuhan dalam realita kehidupan. Akhlak Rasulullah yang diperlihatkan dalam kehidupan sehari-hari itulah akhlak Al Quran. Ibadah Rasulullah adalah ibadah Al Quran, sistem kehidupan yang Rasulullah bangunkan itulah sistem kehidupan Al Quran.

Maka para mujaddid yang menggantikan tugas Rasul di zaman sudah tidak ada Rasul, mereka memberi nyawa kepada Al Quran dan Sunnah di zamannya. Artinya, para mujaddid adalah tafsiran Al Quran dan Sunnah yang bergerak di zamannya. Mereka menghidupkan kembali sistem yang terkandung dalam Al Quran dan Sunnah. Oleh karena para mujaddid dipantau langsung oleh Rasulullah, pribadi, perjuangan dan sistem yang dibangunkannya adalah persis sebagaimana yang diperjuangkan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah memonitor para mujaddid sehingga merekalah manusia yang paling faham akan kehendak Al Quran dan Sunnah serta dianugerahkan kemampuan untuk mentafsirkan Al Quran dan Sunnah dengan tepat di kurunnya. Sehingga Al Quran itu dihidupkan dalam diri dan perjuangannya. Para mujaddid adalah tafsiran Al Quran dan Sunnah bergerak di kurunnya, bukan karena mampu menghafal Quran dan Hadist, tapi karena isi dan roh Al Quran dihidupkan, hingga manusia dapat melihat betapa cantik dan indahnya isi Al Quran. Melihat pribadi dan perjuangan mujaddid artinya kita melihat isi Al Quran dan Sunnah diterjemahkan dalam realita kehidupan.

10.Mendapat ilham dan isyarat-isyarat ghaib dari ALLAH

Para mujaddid diberi ilham dan isyarat-isyarat ghaib oleh ALLAH. Seorang mujaddid senantiasa menerima maklumat dan arahan Rasulullah melalui yaqazah dan mimpi yang benar. Kekuatan ini adalah senjata paling canggih yang tidak dapat diketahui oleh musuh-musuh Islam seperti musuh Islam seperti Yahudi dan Nasrani. Para mujaddid menerima bimbingan dari Rasulullah tentang bagaimana menegakkan dan membina kekuatan perjuangan mereka sebagai persiapan menghadapi usaha-usaha para musuh Islam dalam menentang perjuangan mereka. Karena itu mereka selalu berada di depan strategi dan perancangan musuh-musuh.

Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Takutilah firasat orang mukmin, kerana mereka melihat dengan nur Allah.” (Riwayat Tirmizi)

11. Mampu mengubah hati-hati manusia

Kekuatan takwa yang ada pada para mujaddid mampu mengubah hati-hati manusia yang sekian lama sudah jauh dari Tuhan, kembali mentaati dan mencintai ALLAH dan Rasul. Manusia yang selama ini sombong dan angkuh berubah merasakan dirinyalah paling hina dan tidak berguna. Yang selama ini merasa dirinya baik dan pandai, akhirnya merasakan dirinya bodoh dan jahat.

Rasulullah SAW telah menciptakan rekod dalam sejarah kepimpinan dunia yakni dalam tempoh hanya 23 tahun kerasulan berjaya mengubah masyarakat Arab jahiliah yang zalim, kasar dan jahat menjadi para Sahabat yang hatinya terlalu lunak dengan Tuhan, menjadi cinta Tuhan, takutkan Tuhan dan rindu pada Akhirat.

Para mujaddid mewarisi karamah maknawi ini sehingga mendengar percakapan mereka manusia mudah ikut dan mudah taat. Bahkan melihat wajah para kekasih ALLAH ini saja, sudah cukup untuk menjadikan manusia mendapat petunjuk. Kemampuan kepimpinan bertaraf tinggi ini hanya diberikan kepada pemimpin kebenaran yang Tuhan janjikan. Sedangkan sejarah kepimpinan dunia yang ada saat ini hanya menjadikan manusia semakin hilang kemanusiaannya dan semakin dahsyat kejahatannya.

ALLAH SWT berfirman:
Artinya: ALLAH jadi pembela (pembantu) kepada orang-orang yang bertakwa.” (Al Jasiyah: 19)

12.Rezekinya dijamin

Bagi para mujaddid, rezekinya dijamin Tuhan. ALLAH menganugerahkan kepada para kekasih-Nya lebih-lebih lagi kepada para pemimpin kebenaran rezeki yang mencurah-curah dari sumber yang tidak diduga. Bahkan rezeki yang diperolehnya turut memayungi seluruh jemaah perjuangannya dan masyarakat sekelilingnya.

ALLAH SWT berfirman:
Artinya: “Jika penduduk satu kampung beriman dan bertakwa, Tuhan akan bukakan berkat dari langit dan bumi.” (Al A'raf: 96)
 

Artinya: “Barang siapa yang bertakwa kepada ALLAH, ALLAH akan lepaskan dia dari masalah hidup dan akan memberi rezeki sekira-kira tidak diketahui dari mana datangnya.” (At Talaq: 2-3)

13.Yang sayang terlalu sayang, yang benci terlalu benci

Golongan yang sayang terlalu sayang dan golongan yang membenci terlalu benci. Begitulah sunnah perjuangan kebenaran sebagaimana yang dilalui oleh para rasul dan nabi-nabi. Hati mujaddid yang sangat kenal dan terlalu mencintai Tuhan, sangat mengajak manusia mencintai Tuhan dan membesarkan Tuhan sehingga Tuhan menjadi modal dan aset utama dalam kehidupan manusia. Hati-hati yang diikat atas nama ALLAH inilah yang menyebabkan manusia yang sayang kepadanya terlalu sayang karena Tuhan. Sehingga mereka sanggup mati karena Tuhan.

ALLAH SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 76)

Dengan itu terjadilah keadaan di mana terdapat satu golongan yang sangat menyanjungnya. Manakala satu golongan lain sangat membenci dan menekannya. Apaila ini terjadi, akan nyatalah kebenaran dan nyata jugalah kemungkaran. Mudahlah masyarakat menilai dan membuat pilihan.

14.Doanya makbul

Rasa bertuhan dan rasa kehambaan yang sangat mendalam yang ada pada para pemimpin kebenaran menyebabkan doanya selalu dikabulkan Tuhan. Bahkan hati mereka tidak pernah putus atau lekang dari ingatan dan rintihan kepada Tuhan. Hatinya senantiasa bersama Tuhan di setiap waktu, lebih-lebih lagi waktu diuji dan diancam oleh musuh-musuh. Hingga kerana itulah Tuhan tidak mensia-siakan permintaan mereka.

ALLAH SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya ALLAH hanya menerima ibadah orang-orang yang bertakwa.” (Al Maidah: 27)

15.Mereka memperjuangkan kasih sayang

Para mujaddid memiliki hati yang sangat menyayangi dan mengasihi manusia terutama kepada para pengikutnya. Dia bukan saja menjadi pemimpin bahkan menjadi guru, ayah, ibu dan kawan bagi para pengikutnya. Dia juga mampu mendidik murid dan pengikutnya berkasih sayang antara satu sama lain. Para mujaddid sangat memperjuangkan kasih sayang karena itulah juga yang diperjuangkan oleh Rasulullah SAW.

Firman ALLAH SWT:
Artinya: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (At Taubah: 128)

Firman-Nya lagi:
Artinya: “Muhammad itu adalah utusan ALLAH dan orang-orang yang bersama dengannya adalah keras terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (Al Fath: 29)

Ikatan ukhwah diantara pengikut para mujaddid ini bagaikan batu-bata yang tersusun rapi dan rapat. Tidak ada peluang atau susah sekali bagi musuh untuk memecah-belah. Ramah mesra dan kasih sayang, rasa bersama, bekerjasama dan tolong-menolong diantara mereka sangat jelas terlihat, hasil meniru pribadi pemimpinnya. Juga karena ukhwah dijadikan asas kekuatan jemaah sesudah iman.

Inilah ciri khusus milik orang-orang bertarekat yang mana hati mereka dirangkai-rangkai oleh gurunya, lalu dipegang tali rangkai itu oleh si guru. Tali itu ialah iman dan kasih sayang hasil zikrullah yang tidak dapat dilakukan oleh ulama-ulama dan pemimpin-pemimpin yang lain....



Tuan Punya Zaman

No comments:

Post a Comment